" Astaghfirullah, selama itu?"
" Ya. Selama itu kita berkomitmen."
Hida menatapku. Seolah dia ingin menyelami hatiku. Ada kecurigaan mendalam di matanya.
" Kenapa Dik? Adik tidak percaya?"
Hida menggeleng lemah. Dia menghela napas Panjang.
" Kak, Adik makin yakin. Ada seseorang yang bermain di belakang kita."
" Maksud Adik?"
" Selama kita berpisah, Kakak hanya tiga kali mengirim surat padaku. Itu pun saat aku masih di SMP. Saat SMA tidak pernah aku terima surat kakak, apalagi saat aku kuliah."
" Faktanya aku selalu mengirim dan selalu Adik membalasnya."
" Oke, anggap saja Adik percaya Kakak megirimnya, tapi apakah Kakak pernah mencermati tulisanku? Ada perbedaan nggak?"
" Wah ya enggak. Tiap balasan datang aku segera membalasnya dan menyimpan surat itu dengan baik."