Mohon tunggu...
Fisio Yuliana
Fisio Yuliana Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi Fisioterapi

Perkuat literasi dengan membaca! Sebuah Halaman yang membagikan kualitas kesehatan mental, fisik, gerak tubuh, dan hubungan manusia. Bacalah 1 artikel setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Memanipulasi Kecanduan

18 September 2024   19:04 Diperbarui: 19 September 2024   16:30 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Anastasia Shuraeva/PEXELS

Seseorang yang terus memicu dirinya untuk mencapai standar dan nilai tertentu sebagai bentuk pengaruh sosial media dengan menampilkan kehidupan orang lain yang hebat, kaya, dan sukses, akan menjadikan seseorang terus memaksa diri untuk mengikuti standar masyarakat tersebut sehingga ia pun menjadi depresi yang berakhir dengan gangguan kepribadian seperti bipolar karena selalu agresif, terlalu termotivasi, dan bersemangat berlebih dalam melakukan sesuatu. 

Kemudian seseorang yang juga selalu ingin beraktivitas dan merasa bersalah bila bersantai sejenak seperti menonton tv atau rebahan. Ia merasa sangat bersalah bila melewatkan hari tanpa kegiatan produktif lain setelah bekerja atau bersekolah. 

Orang ini mengalami kecanduan produktivitas atau istilah lainnya ia mengalami keracunan kegiatan yang menghasilkan. Bila ia tidak melakukan kegiatan produktif maka ia cenderung menyalahi dirinya, kesal, gelisah, dan kecewa pada dirinya sendiri. 

Setelah bekerja atau bersekolah, orang ini biasanya membaca, menulis kreatif, membuat konten sosial media/ youtube, dan atau kursus menjahit. Orang seperti ini tidak akan mudah untuk bersantai. 

Memang orang seperti ini sangat banyak kita temui, atau bahkan kita sendiri merupakan orang seperti ini. Kegiatan produktif memang sangat positif dan memicu hormon dopamin bereaksi dengan kepuasan, kenyamanan, dan kebahagiaan dalam melakukan aktivitas produktif tersebut, namun apabila kegiatan produktif itu selalu dilakukan terus-menerus dan berlebihan maka tentu saja akan menjadikan seseorang kecanduan dengan kegiatan produktif. 

Banyak orang yang mengalami gangguan emosional dan depresi karena selalu ingin produktif. Sebenarnya tubuhnya sudah memberikan alarm lelah, namun otaknya tidak dapat memberikan ketenangan sehingga memicunya untuk bereaksi dengan mencari kesibukan yang produktif. 

Seseorang yang terlalu sering menghabiskan waktu dengan sosial media, menonton serial drama setiap hari, dan berinteraksi tanpa henti dengan telepon genggamnya, maka ia pun mengalami kecanduan kegiatan negatif.

Sama halnya juga seseorang yang sudah terbiasa merokok bertahun-tahun yang sulit dihentikan, makan makanan dan minuman manis, dan kecanduan alkohol juga mengalami kecanduan hal yang dikonsumsinya setiap hari. 

Kecanduan dari kebiasaan baik atau buruk itulah yang membentuk karakter dan identitas kita. Orang yang kecanduan alkohol dan obat terlarang dapat membentuk kepribadian yang buruk dalam keluarga dan masyarakat, mereka pemarah dan pasti melakukan kekerasan fisik.

Otaknya melepaskan hormon dopamin secara berlebihan yang membuat seorang pecandu menjadi hiperaktif dan agresif. Demi memenuhi hasratnya dengan terus memupuk hormon dopamin, maka ia akan melakukan apapun sekalipun mengambil nyawa orang lain demi kesenangannya sendiri. 

Maka tidak heran bila kita melihat banyak berita pembunuhan dengan logika yang tidak masuk akal. Di mana seseorang tega melakukan pembunuhan terhadap orang terdekatnya hanya demi sesuatu sepele seperti hasrat seksual yang tidak terlampiaskan karena kecanduan menonton video porno, kecanduan obat terlarang atau alkohol, kecanduan berjudi, dan hasrat yang sulit ditahan untuk memiliki sesuatu atau menguasai sesuatu seperti perhiasan, uang, dan atau kendaraan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun