Mohon tunggu...
Fisio Yuliana
Fisio Yuliana Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Praktisi Fisioterapi

Perkuat literasi dengan membaca! Sebuah Halaman yang membagikan kualitas kesehatan mental, fisik, gerak tubuh, dan hubungan manusia. Bacalah 1 artikel setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Memanipulasi Kecanduan

18 September 2024   19:04 Diperbarui: 19 September 2024   16:30 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Anastasia Shuraeva/PEXELS

Mengapa tubuh dapat merespon suatu kebiasaan menjadi suatu ketergantungan? Hal ini dikarenakan otak kita melepaaskan hormon dopamin yang memberikan kepuasaan, kenyamanan, kesenangan, dan kebahagiaan saat kita melakukan kegiatan tertentu dan sudah menjadi pembiasaan sebagai bentuk penghargaan pada diri kita. 

Ketika hal yang membuat kita merasa nyaman, menyenangkan, dan puas tidak terpenuhi maka otak merespon dengan melepaskan hormon kortisol yang bereaksi dalam bentuk kegelisahan, ketidaknyamanan, dan stress. 

Kemudian, mengapa contoh rutinitas pagi seseorang yang tidak berjalan mulus dapat berkaitan dengan pelepasan hormon dopamin dan hormon kortisol? Hal ini dikarenakan, kebiasaan seseorang yang nyaman dan menyenangkan dengan bangun pagi pukul 05.00 di mana tubuhnya merasa bugar, meneguk segelas air putih setelah bangun memberikan kepuasan, mandi di pagi hari memberikan kenyamanan dan rasa segar, serta sarapan segelas susu dan roti memberikan kepuasan dan rasa kenyang. Kembali lagi bila salah satu belum terpenuhi, maka hormon kortisol bereaksi dengan kegelisahan, ketidaknyamanan, hingga stress. 

Rutinitas membentuk mekanisme otomatis pada diri seseorang. Mekanisme otomatis yang sudah berlangsung dalam waktu lama akan menjadi resistensi yang sulit untuk dilakukan perubahan. Hal ini dikarenakan sesuatu hal yang dilakukan berulang dalam waktu lama melatih sel dan hormon dopamin yang ada di otak kita sebagai bentuk mekanisme dalam upaya bertahan hidup. 

Bila jumlah hormon dopamin rendah maka seseorang dapat mengalami parkinson, kurang motivasi, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, dan tidak bersemangat sedangkan hormon dopamin yang berlebihan dapat menyebabkan agresif, hiperaktif/terlalu bersemangat, hedonisme, selalu ingin merasa unggul, selalu ingin memberikan tantangan yang lebih besar pada diri sendiri, kecanduan, dan sebagainya. 

Hormon dopamin yang dilepaskan oleh otak kita memiliki pengaruh yang signifikan pada diri kita. Hormon ini dapat mengendalikan diri kita dan dapat membentuk kepribadian kita. Hormon dopamin memang sangat berperan dalam psikologis manusia. Apa yang kita  rasakan dan alami dalam kehidupan ini, tentu sebagai respon dari hormon dopamin yang dilepaskan oleh otak kita. 

Maka dari itu, kemampuan kita dalam mengendalikan pelepasan hormon dopamin sangat berpengaruh pada diri kita sendiri. Mengapa demikian? Sekali lagi bila hormon dopamin itu berlebihan maka seseorang akan mengalami depresi, delusi, hiperaktif, agresif, bipolar, dan sebagainya. 

Apa yang menjadikan hormon dopamin berlebihan? Tentu saja kembali lagi pada kebiasaan. Ketika kita melakukan kebiasaan baik dan buruk yang berlebihan maka kita terus memicu pelepasan hormon dopamin secara terus-menerus. 

Sumber: unsplash.com
Sumber: unsplash.com

Kehidupan yang semu dalam sosial media memicu orang bereaksi dengan melakukan hal yang sama. Sebagai ilustrasi, pada konten sosial media, seseorang memamerkan liburan dan makanannya yang mahal yang memicu banyak orang untuk mengikuti apa yang ditunjukkan orang tersebut. Konten lain, dimana seorang berhasil membeli tas branded mahal melalui hasil kerjanya sebagai konten kreator. 

Kemudian, konten liburan dengan menyewa pesawat jet pribadi. Hal-hal fantastis yang kerap muncul pada sosial media ini menarik sebagian besar anak muda untuk mencapai standar kepuasan hidup tersebut. Mereka berlomba untuk memamerkan makanan cantik yang mereka makan di restoran, berlibur ke berbagai negara dengan style keren, menjadi konten kreator demi mencapai popularitas dan kekayaan, dan sebagainya yang berujung pada kehidupan hedonisme. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun