“Baik pak, kami berjanji” Ucap anak sulung Yos.
***
Tanjung Priok, 1962
Bagai diterpa ombak besar, rakyat Indonesia tak bisa mendapat masa tenang. Kemerdekaan Indonesia telah dingenggam, perjuangan para pahlawan telah membuahkan hasil. Tapi tetap saja, masalah belum selesai sampai hari kemerdekaan saja. Masalah masih berdatangan dari Sekutu dan Belanda yang masih ada di Indonesia. Bahkan masalah pun berdatangan dari para pemberontak sesama rakyat Indonesia. Rasa lelah, rasa takut, rasa khawatir dan perasaan tidak tenang masih saja dirasakan rakyat Indonesia termasuk oleh Yosaphat. Pria gagah itu sudah berkali-kali memimpin KRI untuk mempertahankan negara Indomesia.
“Selamat pagi komandan!” seseorang menyapa Yos dengan suara kencang, rupanya itu Ares.
“Pagi Ares, sudah kuduga kaulah yang menyapaku barusan.” Ucap Yos.
“Apa karena suara berat ku yang sangat khas ini?” Canda Ares.
“Bukan, karena siapa lagi yang menyapaku dengan suara yang membuat telingaku sakit Ares”
“Ish dasar” Ares berkata sambil terkekeh, Sahabat lamanya ini masih sama saja. Ciri khasnya yaitu suka bercanda dengan kalimat yang kesannya menyindir. Yah itulah seorang Yosapath.
Misi rahasia yang akan mereka laksanakan adalah pembebasan Irian Barat yang tertuang dalam Tri Komando Rakyat yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno pada 19 Desember 1961. Presiden mengeluarkan Trikora ini karena Belanda meningkari janji untuk membebaskan Papua Barat.