Setelah menyelesaikan doa-doa dan suasana mulai terkendali dan damai, Budi dan teman-temannya membagikan besek/berekat ke tamu-tamu yang hadir dan masih berada di rumahnya.
Budi mendekati Ustaz Kaizen sambil membawa besek dan amplop untuk Ustaz Kaizen sambil menanyakan kejadian malam itu.
"Pak ustaz, menurut pandangan Pak Ustaz kejadian ini bagaimana?" tanya Budi.
"Kamu harus hati-hati, Bud. Sepertinya pocong-pocong itu ada yang mengundang ke sini," ujar Ustaz Kaizen.
"Apa! Ada yang ngundang!" ucap Budi dengan nada kaget.
"Iya, Bud, kamu harus hati-hati. Sepertinya ada yang sedang bermain-main dengan setan. Saya izin pulang dulu ya, Bud, anak dan istri saya belum makan, takut mereka menunggu di rumah," ucap Ustaz Kaizen.
"Tunggu sebentar, Pak Ustaz," Budi menahan Pak Ustaz untuk beranjak pergi.
"Ini saya tambahin beseknya, Pak Ustaz, untuk anak dan istri Pak Ustaz," ucap Budi sambil menyodorkan besek.
"Ini kebanyakan, Bud," kata Ustaz Kaizen.
"Tidak apa-apa, Pak Ustaz. Lagian, ada beberapa tamu yang sudah pergi dari tadi, itu jatah mereka yang pergi," tegas Budi.
"Baiklah, hatur nuhun, Nak Budi. Saya izin pamit. Assalamualaikum."