Mohon tunggu...
fikri syah
fikri syah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menari Dengan Literasi

Pemerhati Ekonomi, Penulis, Penikmat Makanan Lezat dan Pembelajar Ilmu Pemberdayaan Diri. Mantan Pegawai Bank dan Finance. Saat ini sedang menuntut ilmu di Program Studi Ekonomi Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Menyukai seni musik dan sulap, khusus untuk sulap saya menyukai ilusi dan kecepatan tangan. Menulis bagi saya untuk meningkatkan sebuah kesadaran dalam berkehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Mati Penasaran, Final Teror

23 Juli 2024   23:53 Diperbarui: 23 Juli 2024   23:55 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Yang pasti itu serem banget, Kang, sepertinya," sahut Budi.

"Kita harus hadapi ini. Mari kita ke makam ibumu lagi, Bud. Mungkin ada sesuatu yang harus kita selesaikan di sana," usul Kang Asep.

"Yasalaaammm, ke makam lagi, Kang?" tanya Adam dengan nada meringis ketakutan.

"Gimana yang lain?" Tanya Kang Asep.

"Saya sih ikut saja, Kang," jawab Budi.

"Ah, nggak ada pilihan lagi, kita semua harus ikut," tegas Roby.

Dengan penuh ketakutan, mereka berlima berangkat ke makam. Di sana, Kang Asep mulai melakukan ritual pembersihan lagi. Saat ritual berlangsung, sosok pocong pinjol mulai bermunculan di sekitar makam, jumlahnya lebih banyak dari sebelumnya. Mereka berdiri di setiap pohon yang ada di pemakaman desa, mengelilingi mereka dengan tatapan kosong.

"Tetap berdoa! Jangan biarkan rasa takut menguasai kalian!" teriak Kang Asep.

Dengan doa yang semakin kuat, perlahan-lahan sosok-sosok pocong pinjol dan pocong lainnya mulai menghilang. Bau busuk pun perlahan-lahan memudar, dan suasana mulai terasa lebih tenang.

Setelah beberapa saat, Kang Asep akhirnya menyelesaikan ritualnya. "Insya Allah, gangguan ini akan berkurang. Kalian harus tetap kuat dan terus berdoa. Ini adalah ujian yang harus kita lewati bersama."

Mereka pun kembali ke rumah Budi dengan perasaan lega meskipun masih sedikit was-was. Malam itu, mereka menghabiskan waktu bersama, saling menguatkan dan berharap kejadian mengerikan seperti itu tidak akan terulang lagi. Sesampainya di rumah Budi, mereka melanjutkan untuk menyusun rencana berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun