Mohon tunggu...
feriyan pradinata
feriyan pradinata Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi saya olahraga, salah satunya adalah bermain sepak bola atau futsal.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Model Pembelajaran Project Based Learning Berbasis Infografis Mata Pelajaran Sejarah

15 Desember 2022   23:18 Diperbarui: 16 Desember 2022   00:43 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh karena itu, peserta didik dituntut untuk banyak membaca agar dapat menguasai materi pelajaran. Apabila peserta didik tidak memiliki minat dalam membaca pelajaran sejarah, maka akan kesulitan dalam menguasai dan memahami materi tersebut. Namun demikian, sebaliknya apabila peserta didik memiliki minat membaca, tetapi tidak diimbangi dengan adanya penjelasan yang membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran sejarah, maka peserta didik akan cenderung menghafal materi pelajaran tersebut. Sehingga peserta didik akan mudah lupa dengan materi pelajaran yang telah dihafal. Adanya paradigma bahwa pelajaran sejarah merupakan suatu pelajaran yang dihafalkan tersebut, dikarenakan peserta didik berpikir bahwa pelajaran sejarah hanya berisi angka tanggal, tahun dan nama-nama tokoh. Padahal pelajaran sejarah merupakan pelajaran yang berisi rangkaian peristiwa yang ditulis secara kronologis sehingga seharusnya peserta didik mudah dalam menerima materi sejarah tersebut.

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan penulis yang dilakukan di dalam kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Banyumas ternyata yang menjadi permasalahan minimnya minat membaca buku teks sejarah yaitu fenomena gadget lebih mudah diakses untuk mendapatkan sebuah informasi. Di mana hanya perlu mengetik keyword-nya saja maka akan muncul sejumlah informasi yang kita inginkan. Mudahnya akses informasi melalui gedget ini membuat peserta didik berpaling untuk tidak membaca buku teks sejarah. Buku-buku sejarah yang digunakan dalam proses pembelajaran sejarah menurut peserta didik kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Banyumas dinilai sebagian besar berisi tulisan yang padat dan gambar yang minim, sehingga membuat peserta didik jenuh untuk membaca buku pelajaran tersebut. Hal tersebut menggambarkan masih minimnya minat membaca peserta didik di kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Banyumas pada pembelajaran sejarah. Oleh karena itu diperlukan inovasi dalam menyajikan materi pembelajaran yang menarik dan ringkas namun tetap berisi. Dalam pembuatan laporan Best Practice penulis menggunakan upaya menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) berbasis Infografis pada materi Perlawanan Terhadap Kolonial Sebelum Lahirnya Kesadaran Nasional sehingga siswa diharapkan mampu aktif dan bisa lebih mudah memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas.

Terdapat lima ciri dari model Project Based Learning (PjBL). Pertama, Centrality, bahwa penggunaan PjBL harus berpusat pada kurikulum. Pada saat menetapkan/ memilih metode pembelajaran hendaknya diarahkan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan kurikulum dengan cara yang efektif dan bermakna. Kedua, Driving question melalui  PjBL akan membuat siswa menjadi kritis dan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat mereka mengembangkan rasa ingin tahunya dan berupaya untuk menemukan informasi baru. Ketiga, Constructive investigation adalah kegiatan yang melibatkan siswa melakukan hal-hal positif yang bertujuan untuk mengembangkan belajarnya, dengan cara mencari sumber belajar. Keempat, Autonomy adalah proses belajar individual yang terjadi sebagai akibat belajar secara berkelompok dalam mengerjakan projek. Kelima, realism maksudnya adalah pembelajaran yang terbingkai dalam konteks kehidupan nyata.

Model pembelajaran berbasis proyek juga dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran yang menyangkut pemusatan pertanyaan dan masalah yang bermakna, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, proses pencarian berbagai sumber, pemberian kesempatan kepada anggota untuk bekerja secara kolaborasi, dan menutup dengan presentasi produk nyata (Thomas, dalam Ni Luh, 2012). Penggunaan model project based learning diharapkan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam membangun empat pilar pembelajaran, karena pemahaman siswa dapat meningkat (learning to know) melalui proses bekerja ilmiah (learning to do) yang dilakukan secara kolaboratif (learning to live together), sehingga kemandirian belajar pada siswa akan tercapai (learning to be).

Langkah-langkah model Project Based Learning (PjBL) :

1. Langkah 1: Pertanyaan mendasar, Guru menyampaikan topik dan mengajukan pertanyaan bagaimana cara memecahkan masalah.

2. Langkah 2 : Mendesain Perencanaan Produk, Guru memastikan setiap peserta didik dalam kelompok memilih dan mengetahui prosedur pembuatan proyek/produk yang akan dihasilkan.

3.   Langkah 3 : Menyusun Jadwal Pembuatan, Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek (tahapan-tahapan dan pengumpulan).  

4. Langkah 4 : Memonitor Keaktifan dan Perkembangan Proyek, Guru memantau keaktifan peserta didik selama melaksanakan proyek, memantau realisasi perkembangan dan membimbing jika mengalami kesulitan.
5. Langkah 5 : Menguji Hasil, Guru berdiskusi tentang prototipe proyek, memantau keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian standar.

6. Langkah 6 : Evaluasi Pengalaman Belajar, Guru membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi hasil, selanjutnya guru dan peserta didik merefleksi/ kesimpulan.

 a. Tujuan Model Project Based Learning 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun