Mohon tunggu...
Fauzi Rohmah
Fauzi Rohmah Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis

Guru di SMP Negeri 1 Kusan Hilir, Tanah Bumbu, Kalsel - Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tak Sekhidmat Akad

12 Agustus 2016   15:05 Diperbarui: 12 Agustus 2016   15:18 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Dik, Mas perhatikan perutmu membesar. Apakah kamu hamil?” Tanya Mas Firman penuh selidik.

“Iya,” jawabku singkat.

“Apa? Benar kamu hamil? Ya Allah. Alhamdulillah.” Mas Firman pun menubrukku. Menebar ciuman di perutku yang sudah membuncit memasuki bulan ke tujuh. “Mengapa kau tak memberitahuku, Dik?” sambungnya.

“Untuk apa, Mas? Kamu sudah terlalu sibuk dengan rutinitas dan perempuan simpananmu.” Jawabku ketus. “Untuk apa aku harus memberi tahu sedang kamu tidak begitu perhatian kepadaku. Aku mual dan muntah, kau hanya memandangku tanpa makna. Aku minta buah-buahan dan makanan bermacam-macam di waktu ngidamku, kau mengataiku rewel. Lalu untuk apa, Mas? Kau sendiri tidak peka terhadap istrimu sendiri.” Sambungku dengan penuh kekecewaan.

Mas Firman melepaskan perutku yang didekapnya. Ia tertunduk, diam, kemudian berlalu dan menghilang di balik pintu. Sikap yang sama setiap kali aku membahas foto-fotonya bersama wanita lain. Mendapati sikapnya yang tidak berubah, aku meyakinkan diri kalau aku benar-benar siap jika harus bercerai dari laki-laki yang tak bertanggung jawab itu.

*****

“Mbak Kayla?” suara wanita muda bergaun mini itu mengagetkanku.

“Iya. Siapa, ya?”

“Aku Sely, Mbak.” Jawabnya sambil mengulurkan tangan. “Maaf jika kedatanganku mengagetkan Mbak Kayla. Mungkin juga kehadiranku tak diharapkan oleh Mbak. Tapi, ada sesuatu yang mau aku sampaikan, Mbak.” Sambungnya.

“Oh ya? Tentang apa?” Terus terang aku tidak mengenalnya, tapi wajahnya tidak asing bagiku.

“Mbak, boleh pinjam tangannya?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun