Siang itu aku makan siang agak telat dan sendirian di kantin Bu Jum, sambil melahap nasi sayur lodeh dan gorengan yang tersisa aku cukup banyak melamun dan memikirkan kata-kata Burhan barusan. Tak lama berselang Roro melintas dihadapanku melirik dan seketika semua hal menjadi pelan. Tak kusangka ia berani menyapaku di kantor ini.
"Kok sendirian, Man?"
Aku keheranan, karena sudah hampir setahun terakhir ini kami tidak bernah saling sapa lagi.
"Man ... Herman!!"
"Ah, iya Ro, iya ini anu a e"
"A u a u, kaya orang kaget aja"
"ho oh, makan siang telat, Ro"
"Eh katanya orang di desa S banyak yang keracunan ya?"
"Lho kok tau?, mas Burhan dah cerita ya?"
"ho oh, tapi ..."
"Tapi apa, Ro?"