Â
- Desain Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Ada beberapa ciri dari desain kurikulum ini, diantaranya[21]:
Â
- Asumsi. Tujuan utama kurikulum rekonstruksi sosial adalah menghadapkan para siswa pada tantangan, ancaman, hambatam atau gangguan  yang dihadapi oleh manusia. Contoh tantangan yang terjadi  berasal dari masalah ekonomi, sosial, psikologi, dll.
- Masalah-masalah sosial yang mendesak. Pertanyaan pertanyaan yang di maksud mengandung arti yang mendalam karena pertanyaan yang ada bukan hanya berasal dari bku-buku melainkan berasal dari kehidupan nyata dalam masyarakat. Seperti contoh: dapatkah kehidupan  seperti sekarang ini memberikan kekuatan untuk mengahadapi ancaman yang nantinya akan menggaggu integritas kemanusiaan?
- Pola-pola Organisasi. Pola organisasi kurikulum disusun bagaikan sebuah roda, dimana titik tengah dijadikan sebagai poros yang dipilih suatu masalah yang menjadi tema utama, dari tema utama ini akan dijabarkan sejumlah topik yang akan dibahas dalam diskusi-diskusi kelompok.
Komponen-Komponen Kurikulum
- Kurikulum rekonstruksi sosial memiliki konponen yang sama dengan model kurikulum yang lain, yang membedakan terletak pada bentuk-bentuknya[22].
- Tujuan dan isi kurikulum. Tujuan program pendidikan setiap tahun mengalami perubahan.
- Metode. Para pengembang kurikulum digunakan untuk mencari keselarasan antara tujuan-tujuan nasioanal dengan tujuan siswa. Â Seorang guru berusaha membantu siswa untuk menemukan minat dan kebutuhannya.
Evaluasi. Evaluasi dalam kurikulum rekonstruksi sosial mencangkup spektrum yang sangat luas (kemampuan peserta didik untuk menyampaikan permasalahan yang ada, pemecahan masalah yang ada, pandangan tentang dunia, serta keinginan untuk mengambil tindakan atas ide yang ada, evaluasi dilakukan dengan melibatkan peran siswa.
4. Kurikulum Teknologi
Di dunia pendidikan, teknologi mempunyai peran yang sangat besar, teknologi sudah dikenal dalam bentuk pembelajaran yang berbasis komputer, kaset atau video pembelajaran. Â Ada beberapa pihak yang belum menyadari tentang pentingnya teknologi. Keberadaan teknologi sangat membantu dalam menganalisis masalah kurikulum, mulai dari pembuatan, implementasi, evaluasi, dan pengelolaan instruksional. Bukti teknologi memengaruhi kurikulum adalah dengan dua cara, yaitu aplikasi dan teori.[23]
Â
Aplikasi teknologi adalah suatu rencana penggunaan beragam alat dan media pembelajaran (tahapan basis intruksi). Sedangkan yang dimaksud sebagai teori adalah teknologi digunakan dalam proses pengembangan dan evaluasi mengenahi materi kurikulum dan instruksional. Teknologi pendidikan dalam arti teknologi alat, lebih menekankan kepada penggunaan alat-alat teknologis yang digunakan untuk menunjang efisiensi dan efektifitas pendidikan. Kurikulum yang berisi rencana rencana penggunaan berbagai alat dan media dalam proses pembelajarannya. Â Contoh-contoh model pengajaran tersebut adalah: pengajaran dengan bantuan video/film, pengajaran berprogram, mesin pengajaran, pengajaran modul, pengajaran dengan bantuan komputer.[24]
 Inti dari kurikulum teknologi adalah keyakinan bahwa meteri kurikulum yang akan digunakan oleh peserta didik sebaiknya dapat menghasilkan kompetensi khusus. Terdapat tiga permasalahan yang belum terpecahkan dalam kurikulum teknologi, yaitu:Â
- Kesalahan hierarki dalam standart pemisahan dari penguasaan belajar
- Penerapan yang tidak tepat dalam menghadapi sesuatu yang tidak pasti
- Keterbatasan konsep individualisasi[25]
Peran teknologi dalam proses peningkatan kualitas kurikulum dengan cara memberikan kontribusi mengenahi keefektifan instruksional, tahapan instruksional serta memantau perkembangan peserta didik.