Mohon tunggu...
Fanni Carmila
Fanni Carmila Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumahtanga. Mantan wartawan. Wiraswasta. Hobi mengarang

Asyik kalau bisa berkomunikasi dengan orang yang punya hobi sama.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Gaun Malam buat Nona Liu

2 Februari 2024   13:53 Diperbarui: 10 Februari 2024   21:23 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku terhenyak mendengar kata-katanya. Kutatap dia luruh guna mencari tahu makna dibalik sikapnya hari ini. Tidak seperti biasanya kali ini ia nyaris kehilangan rasa kepercayaan diri yang selama ini melekat dan menimbulkan aura mempesona pada pribadinya.

Aku menarik napas dalam sambil mengamati sosoknya menghilang di ujung gang. Kuputuskan melakukan apa yang sudah semestinya kulakukan: mempersiapkan gaun malam yang akan membuat nona Liu tampil bagai seekor burung Hong. Burung legenda yang akan membuat siapapun yang menatapnya tersedot sukmanya, lantas mabok kepayang.

Rasanya aku juga perlu memberesi rumahku yang kacau berantakan. Agar layak digunakan menampung gadis cilik yang senantiasa membuat hatiku terasa hangat. Mungkin aku juga harus belajar memasak sesuatu agar Xia-Xia tak perlu merajuk dan bersungut-sungut bila kuajak makan bersama. Lantaran menunya ketinggalan jaman dan tidak cocok buat bocah seusianya.

Jadi itulah yang kulakukan. Kuhabiskan seluruh hari demi mempersiapkan sebuah gaun yang bakal menjadi penentu seluruh masa depan nona Liu dan putrinya. Semuanya kulakukan dengan cermat. Mengerahkan segenap kemampuanku didalam seni memotong dan menjahit; pekerjaan yang sudah kutekuni puluhan tahun.

Sesuai rencana gaun itupun siap dua hari sebelum waktu kencan nona Liu dengan lelaki tua tajir itu tiba. Hari ini nona Liu seharusnya datang untuk mencobanya sebelum aku merampungkan seluruh pekerjaanku. Namun ditunggu sampai sore ia tidak muncul. Rupanya ia terlalu mabok untuk bangun siang hari dan mengunjungi kedaiku.

Esoknya ia tidak juga datang. Karena waktunya sudah mendesak kuputuskan untuk menyelesaikan pekerjaanku tanpa menunggu kehadirannya. Yang mengherankan Xia-Xia yang biasanya mampir bila pulang dari sekolah pun tidak kelihatan batang hidungnya.

Dua hari setelah waktu kencan lewat dia belum juga datang mengambil gaun pesanannya. Mungkinkah lelaki itu sudah membatalkan pertemuan mereka? Ada apa?

Ketimbang dihantui rasa penasaran kuputuskan mengunjungi rumah nona Liu yang sedari dulu sudah kuketahui lokasinya namun tak pernah kudatangi. Karena aku merasa itu tidak pantas. Bisa mengundang bahan pergunjingan para tetangganya, mengingat statusku sebagai pria lajang sedangkan ia seorang janda beranak satu. Aku tidak ingin merusak reputasi kami berdua.

Sore hari setelah menyelesaikan pekerjaan dan mengemas gaun itu aku pun pergi mengunjungi rumah sewaannya yang terletak di kawasan Tian Zi Fang. Ia menyewa lantai dasar sebuah rumah petak dua lantai yang luasnya tidak lebih dari 21 meter persegi.

Namun yang kuhadapi adalah sebuah kenyataan menyengat yang untuk kedua kalinya menghampiri hidupku. Kenyataan yang dalam mimpiku yang terburuk sekalipun tak pernah kubayangkan.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun