Mohon tunggu...
Fandi
Fandi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, mentor, Menulis fiksi dan non fiksi, pegiat literasi.

Penulis dan pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Titian Hati

18 April 2021   06:43 Diperbarui: 14 Mei 2021   23:02 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENJUALAN ROTI

Setiap pagi buta, menjajakan barang dagangannya
Berharap rejeki Allah beri untuk hidupnya
Indah kuasa Mu Tuhan semoga sejahtera selalu
Dan semoga semua laku barang dagangan hamba
Roti ini yang diri perjualkan

Gerimis di selat sunda, utara adalah jiwa
Polemik masa bercampur titik rinjana
Menurun putih cinta, bermanja cahaya
Kepak sayap pada udara

Tuhan sadarkan hamba, walau miskin tanpa harta
Semoga tulus masih tetap hamba punya
Sucikan harta rejeki ku, untuk nafkah keluarga
Izinkan aku bersedekah walau hanya seribu rupiah

Namun semoga ini berkah, penyucian harta hamba
Sujud diri pada Tuhan pemberi cinta
Rahmat dan kasih Mu yang membuat diri bergairah
Menikmati setiap Lika-liku, garis waktu

WAHAI IMAM KU

Indah cahaya sinar rembulan
Meredup dalam penerang malam
Indah bagai paruh udara yang menyenangkan
Melodi piawai seruning bambu sipengembala

Rindu yang menyiksa jiwa ku
Wahai imam ku, kau ku sebut dalam barisan doa ku
Wujud cinta ku kepada mu
Doa ku iringi dalam setiap sujud ku

Wajah mu yang belum ku sentuh
Manis manja yang begitu mengoda
Namun ku rela tunduk demi perintah suci
Tuhan ku yang maha mengengam kehidupan

Aku yakin Allah akan selalu menjaga mu
Dalam setiap detik dan waktu
Berdirilah di depan ku untuk mengimami salat ku
Setelah Fatihah dari mu, lalu ku aminkan di belakang mu

Nama mu telah tercantum di Lauhulmahfuz
Aku juga belum tahu apa isinya
Tugas ku hanya mendoakan mu
Supaya engkau segera menghalalkan ku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun