Mohon tunggu...
Fandi
Fandi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, mentor, Menulis fiksi dan non fiksi, pegiat literasi.

Penulis dan pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Titian Hati

18 April 2021   06:43 Diperbarui: 14 Mei 2021   23:02 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepoi angin menderu kencang
Kelelawar hendak menuju pulang
Singah hati ingin tenang
Supaya damai hidup kita jua

Mentari sangatlah indah Jinga
Kepayahan hati ingin tenang
Obat mujarab adalah iklas
Walau datang seribu petir melanda

Bertaburan masalah jiwa kita
Hati tak mampu berbela sungkawa
Berilah dia kepala Allah
Supaya damai hidup kita

Obat mujarab tanpa kimia
Ia adalah ketenangan jiwa
Hati sejuk penuh damai
Pikiran pun jadi hilang dari gundah, resah
Yang melanda jiwa anak bangsa

Masalah selalu datang melanda
Jangan minta hidup tanpa masalah
Tapi hai masalah, aku masih punya Tuhan
Untuk selalu setia membantu ku
Melepaskanmu menjauh dari hidup ku

PAHLAWAN KU

Telah syuhada enkau di medan perang
Melawan ke zaliman, dari penjajahan
Rela diri binasa demi anak bangsa bahagia
Agar bisa hidup lebih tenang

Rela terhunus pedang di dalam peperangan
Melawan musuh-musuh bangsa
Darah berkobar teriakan Allahuakbar
Musuh bangsa harus kita lawan

Lucutan senjata tak di hiraukan demi abdi diri
Negeri Pertiwi harus merdeka
Bukan ke tenarang yang di cari
Tapi hanya sebuah ayat yang di rindui
Islam harus tetap jaya

Teriakkan laskar putih suci
Doa di usung ke dada bumi
Demi pertiwi, agama harus jaya
Keseluruh pelosok nusantara Indonesia

Bintang bulan selalu harus berkibar
Di Indonesia negara tercinta
Rela syahit diri, namun bangsa harus damai
Utuh sentosa, dalam pelukan kasih sayang Allah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun