Tak ada lagi balasan dari sang ibu yang langsung melenggang begitu saja meninggalkan Mala. Untungnya ini adalah sebuah hal lumrah baginya.
oOo
Asholatu khairum minannaum .... Asholatu khairum minannaum ....
Lantunan azan begitu merdu tembus hingga ke kamar Mala. Cahaya remang-remang yang menyinari kamar Mala lenyap seketika digantikan lampu bohlam yang terangnya berkali-kali lipat dari lampu tidurnya. Dengan pandangan matanya yang masih sedikit kabur, ia berdiri perlahan. Kemudian berjalan menuju kamar mandi.
Setelah menyelesaikan mandinya, ia langsung mengambil air wudu dan melaksanakan salat Subuh. Selepasnya, Mala memanjatkan segala doa terbaiknya. Tak lama setelah Mala menyelesaikan salatnya, ponsel Mala berdering. Di layarnya tampak jelas bahwa peneleponnya adalah Tante Kirana.
"Asalamualaikum, Tante," salam Mala membuka percakapan itu.
"Waalaikumsalam, Sayang," jawab Kirana dari seberang sana.
"Tante ada apa ya, telepon Mala pagi-pagi begini?" tanyanya tanpa ba-bi-bu.
"Tante sama Om Hasan mau jemput kamu sekarang. Kamu bisa, kan?" tanya Kirana, tetapi sedikit memaksa.
Mala tak menjawab. Ia berpikir dan langsung menerka-nerka hal apa
Mala menghela napasnya. "Tapi ini masih pagi banget, Tan. Tante seriusan mau ke sini sekarang?"