Mohon tunggu...
Fakhriyah Khoirun Nisa
Fakhriyah Khoirun Nisa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pengarang

Saat ini tengah menempuh pendidikan di SMAN 1 Bekasi. Hobi menulis karya fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Islami Inspiratif Mala Nirsukma

5 Januari 2024   22:48 Diperbarui: 5 Januari 2024   22:58 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Masyaallah, jadi makin nggak sabar ketemu Pia lagi. Nanti kalau main ke rumah, Om minta dia main piano, deh. Itu piano di rumah Om nganggur berbulan-bulan, nggak ada yang sempat mainin juga."

Kirana dan Hasan sudah menjalani kehidupan sebagai sepasang suami istri selama lima tahun, tetapi mereka belum kunjung dikaruniai anak oleh-Nya. Kesibukan mereka sehari-harinya hanyalah bekerja sejak mentari belum terbit hingga mentari tak tampak lagi. Kesibukan sampingannya atau yang juga bisa dibilang sebagai hiburannya yaitu seperti sekarang, berbincang dengan keponakan. Mereka selalu menikmatinya dan berharap suatu saat nanti bisa melakukan hal yang serupa dengan anak-anak kandungnya.

"Alhamdulillah udah sampai," ucap Kirana.

Mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah yang di ruang tamunya sudah terdapat berbagai jenis keju lezat kesukaan Mala. Mala yang terbiasa akan hal itu hanya mesem-mesem.

Mala langsung duduk di sofa ruang tamu dengan penuh antusias lalu ia membuka stoples kaca yang berisi potongan keju dan memakannya dengan lahap. Beberapa saat kemudian, Kirana  dan Hasan ikut duduk bersama Mala.

"Hmm ... sekarang udah bulan Juni. Sebentar lagi kamu naik kelas 12, ya. Nanti kalau udah dikasih tau jadwal ambil rapornya kabarin Tante sama Om biar kami bisa izin sama bos jauh-jauh hari," ucap Kirana yang memang senantiasa menjadi wali Mala saat mengambil rapor karena ibu kandungnya tak pernah mau menemani.

"Pelajaran Informatika kamu di sekolah udah sampai mana?" tanya Hasan.

Mala menimpalinya dengan antusias, "Udah pemrograman aplikasi sama pembuatan aplikasi gratis sederhana pakai coding, Om. Aplikasi yang aku bikin aku coba pakai yang berbayar pakai uang tabunganku. Hasilnya emang beda jauh sama punya temen-temenku. Ini bener-bener menurutku bisa dipakai semua orang tapi masih ada yang kembangin juga."

Mendadak mata Hasan berbinar sekaligus berkaca-kaca. "Masyaallah, hebat banget. Om yakin suatu saat nanti kamu pasti jadi orang sukses dan membanggakan kedua orang tuamu."

Kedua orang tua. Hal tersebut tentu saja membuat Mala lagi-lagi teringat akan almarhum ayahnya yang sudah meninggal delapan tahun silam. Mala sangat merindukannya dan ia berpikir akan mengajak Pia untuk ziarah ke makam ayahnya sepulang sekolah pada hari Senin.

"Om, Mala jadi kangen Ayah, deh. Mala pengin jadi teknisi komputer juga kayak Ayah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun