Mohon tunggu...
Fakhriyah Khoirun Nisa
Fakhriyah Khoirun Nisa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pengarang

Saat ini tengah menempuh pendidikan di SMAN 1 Bekasi. Hobi menulis karya fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Islami Inspiratif Mala Nirsukma

5 Januari 2024   22:48 Diperbarui: 5 Januari 2024   22:58 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ada apa, Bu?" tanya Mala yang sama seriusnya karena ia merasa ibunya akan mengatakan suatu hal yang amat penting.

"Nggak seharusnya Ibu bilang kamu pembawa malapetaka dalam hidup Ibu. Ibu yang memberimu nama Mala Nirsukma. Saat kamu lahir Ibu seperti orang gila karena melahirkan anak yang cacat fisik. Maka dari itu, Ibu beri kamu nama Nirsukma."

"Maaf."

"Nggak, nggak seharusnya kamu minta maaf. Kamu sama sekali nggak bersalah. Ibu yang seharusnya meminta maaf karena saat kamu lahir dengan kondisi hanya memiliki satu tangan, Ibu merasa bahwa kamu adalah pembawa mala, pembawa bencana dalam hidup Ibu. Sampai-sampai pada saat itu ayahmu tidak bisa membantah untuk mengganti namamu karena sudah terlanjur tercatat di akta kelahiran."

"Ibu pasti sangat terluka karena aku," ujar Mala.

"Sekarang sudah tidak. Ibu akan mengganti namamu menjadi Chayra Ahza yang dalam bahasa arab memiliki arti kebaikan dan keberuntungan. Kamu adalah pembawa kebaikan dan keberuntungan dalam hidup Ibu. Sayangnya kamu tidak beruntung memiliki orang tua seperti Ibu. Ibu akan berusaha menjadi Ibu yang baik untukmu, Sayang." Buliran bening jatuh dari kedua pelupuk matanya yang sudah keriput.

Sama halnya dengan Mala yang merasa mendapat sebuah keajaiban. Keyakinannya selama ini bahwa suatu saat sang ibu akan berubah sudah tercapai. Satu wejangan dari sang ayah yang selalu ia ingat adalah bahwa sejahat atau seburuk apa pun orang tua, kita sebagai anak haruslah tetap berbakti kepadanya. Sekalipun orang tua telah tiada, kita masih bisa berbakti dengan cara memanjatkan doa kepada-Nya.

Dalam relung hatinya Mala pun berterima kasih kepada Tante Kirana, Om Hasan, Pia, semua orang yang pernah ia kenal, bahkan Amel sekali pun. Terkhusus kepada ayahnya yang telah tenang dipanggil Sang Pencipta, ia berterima kasih atas cita-citanya yang sukses ia realisasikan. Baginya Sinar Senjakala Berbagi juga menjadi salah satu alasan yang mengubah hidupnya.

Kemajuan teknologi dan modernisasi bisa dimanfaatkan dengan bijak jika kita berpegang teguh pada nilai-nilai Islam. Islam itu indah dan selamanya indah. Tidak pernah menyulitkan umatnya. Berbagi dan saling membantu antarumat manusia bisa dilakukan dengan cara apa saja. Itulah yang mendasari Mala sehingga ia sukses membuat sebuah platform online yang aman, bebas dari penipuan, dan bisa digunakan untuk berdonasi oleh siapa pun, kapan pun, di mana pun. Jadi, kita bisa dengan mudah membantu orang lain yang membutuhkan. Tidak ada yang menjadi penghalang untuk berbagi kebaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun