"Innalillah." Kemudian Iamenyeka airmatanya. "Sayaturut bersedih. Tapi, saya mohon maaf. Saya tidak akan membatalkan pernikahan ini."
"Mas?" Aku memanggilnya lirih.
"Sungguh. Dulu, saya berkecimbung dalam genangan dosa, setiap hari saya bermaksiat kepada Allah. Ya Allah ighfirli."Airmatanya masih mengalir deras. "Allah memberikan hidayah dalam hatiagar saya bertaubat. Saya menikahimu karena keshalihanmu dik Fatih. Fatih memiliki masalalu, saya juga. "
"Tapi.."
"Saya mencintai keshalihanmu saat ini dan nanti, dan saya menikahimu saat ini dan nanti. Semua memiliki masalalu dik Fatih."
"Terimakasih atas kebesaran hatimu mas. Saya terima keputusanmu, apapun itu." Aku pasrah kepada-Mu wahai pemilik nyawaku.
"Justru, sayalah yang meminta keputusanmu."
Aku tersenyum. Diakah pangeran Surgaku?
(http://rinaeviku.blogspot.co.id/2016/02/pangeran-surga.html)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H