"Innalillah. Fatih berzina?" Aku tak sanggup memandang mata umi, aku yakin airmata umi sedang berhamburan.
"Tidak umi. Wallahi! Fatih tak pernah berzina dengan siapapun! Umi tahuputra terkaya di kompleks ini?"
"Robert?" Suara umi bergetar
"Maaf umi. Fatih tak mampu menjaga diri dari dia. Hiks. Maaf umi, maaf."Aku menangis pilu, memori menyakitkan itu mencabik-cabik hatiku. Umi beranjak pergi meninggalkan aku.
"Umi." Panggilku lirih, "maafkan anakmu umi." Umi hanya menoleh, lalu berlalu.
***
Malam itu begitu dingin. Hatiku pasrah, pangeran Surga itu ku tepis dari hati ini. Aku tak ingin mengecewakan lelaki sesholih dia.
"Apa yang membuat kamu membatalkan pernikahan ini?"
Aku hanya diam. Aku memandang umi, umi mengangguk.
"Jangan membuat saya bingung, dik Fatih." Ia mendesaknya.
"Bismillah. Maafkan saya mas Rahman." Aku menggenggam tangan umi, tangan umi menggenggamku dengan erat, memberiku kekuatan.