Â
 BAB 5 -- Menyerah-Kembali
Pagi itu tepatnya awal  bulan September 1945. Isamil sudah rapih dengan pakaiannya untuk pergi ke pertempuran saat NICA (Belanda) datang.
"Hati-hati mas," ucap Eulis, istri Ismail.
Isamil mengangguk lalu ia kecup kening sang istri sebelum meninggalkan rumahnya.
Selain dikenal sebagai seniman atau musisi, Ismail nyatanya nyaris selalu ada manakala terjadi pertempuran. Dan Hari itu, awal bulan September Ismail ikut gabung dalam pertempuran NICA (Belanda) datang.
"Untuk semua hati-hati," ucap komando saat itu.
Ismail mengikuti perintah dari komando dari awal hingga selesai pertempuran.
Â
Larut malam Ismail pulang ke rumah dengan baju yang sudah kotor dan wajah yang sudah ditempeli oleh debu debu. Ismail memasuki rumah yang sunyi, penghuni rumah sudah tertidur. Ia segera bersih-bersih lalu ia ambil secarik kertas dan menulis lirik lirik lagu dari apa yang ia lihat. Kegiatan Ismail itu sudah menjadi candu bagi Ismail, jika tidak dilakuakn akan ada yang berbeda.
-----