Mohon tunggu...
evaseba
evaseba Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Saya mempunyai banyak hobi.

Selanjutnya

Tutup

Kkn

Kukuku

28 Juni 2024   19:13 Diperbarui: 29 Juni 2024   10:27 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-ai-image/photorealistic-view-owl-bird-night

Aku mengenal suara itu. Suaranya ada tepat di depanku. Dengan takut-takut aku melirik ke depan. Aku melihat sosok manusia dengan kepala burung hantu. Ya Tuhan, apa lagi sekarang? Namun, siluman burung hantu itu mendekatiku perlahan. Sementara itu aku berjalan mundur seraya menangis. Kulihat siluman itu mengulurkan tangannya perlahan.

"Kukuku ... kukuku ... kukuku." Dia menunjuk jalanan di belakangnya seraya mengulurkan tangannya. Aku menautkan kedua alisku. Sepertinya dia tidak berbahaya.

Aku berjalan maju ke arahnya. Dia kemudian berbalik dan berjalan ke depan. Aku mengikutinya dari belakang seraya melafalkan doa. Di samping kanan-kiriku terdengar suara cekikikan, bahkan umpatan kekesalan. Aku tidak peduli. Aku hanya ingin pulang. Bantu aku ya, Tuhan.

Di ujung jalan yang kami lalui terdapat cahaya putih. Siluman itu berhenti dan berdiri di samping cahaya itu. Dari gesturnya dia seolah menyuruhku untuk melanjutkan perjalanan sendiri. aku menunduk perlahan seraya bergumam pelan, "terima kasih."

"Kukuku ... kukuku ... kukuku."

Aku melangkah ke depan. Cahaya putih seolah menutupi tubuhku. Mataku tidak kuat dengan cahaya yang masuk. Aku memejamkan mata seraya tetap terus berjalan.

"Adel!" seru suara yang kukenal. "Adel!"

Aku membuka mataku dan melihat sosok Sisil yang sedang terisak di sampingku. Dia memelukku dengan air mata yang sudah menggenang. Aku membalas pelukannya dan ikut menangis. Aku juga melihat teman-temanku yang bernapas lega setelah melihatku. Ada Pak Kades dan satu orang dengan songkok di kepalanya.

Setelah aku cukup tenang, Nathan menceritakan semuanya kepadaku. Hal mengenai bagaimana aku bisa kesurupan dan tertawa cekikikan. Bahkan suaraku yang berubah menjadi suara nenek tua. Nathan dan Radit langsung memberi tahu Pak Kades terutama mengenai video yang kami rahasiakan. Beliau pun datang bersama seorang pemuka agama di desa itu. Kemudian, aku dibacakan ayat-ayat Al-Qur'an.

"Lo ingat bapak paruh baya yang kita temui di lahan kosong?" Aku mengangguk. "Ternyata dia itu siluman kukuku, Del. Pak Kades juga bilang kalau dia siluman baik. Dia sering menolong warga yang tersesat di hutan."

"Ah," responku. Aku ingin menceritakan semua yang kualami, tapi rasanya aku sudah terlalu lelah. Aku memutuskan untuk mengangguk dan tersenyum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun