Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Sekadar Teks Tertulis yang Kacau

14 Maret 2024   21:51 Diperbarui: 19 April 2024   14:40 1642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan bisa direpresi oleh rezim diskursus yang dimainkan oleh tanda kuasa. Sehingga tulisan memenuhi dirinya dengan cara memenuhi kepentingan politik. Kecuali tulisan itu sendiri melayani setiap bahaya yang mengancam sang penulis.

Bahwa selera selalu menunjuk kehadiran benda luar, padahal dalam ruang yang tidak nyata. 

Dari sini, suatu tulisan ditopang oleh tubuh mengakhiri ’logika iklan’ karena aliran hasrat yang telah membentuk sebelumnya.

Suatu mekanisme pendispilinan tubuh sampai ia mengetahui dirinya jika subyek dan obyek dapat dibaca lintasan dan dan jejaknya melalui tanda kuasa di ruang yang tidak nyata, bukan simbol masa lalu ditarik kedepan (misalnya, “kode adu nyali” lewat panjat tebing). 

Oh, seru! Khayalan dan salinan gambar nyata jadi buyar merupakan obyek demi obyek atau dari subyek ke subyek bukan melalui proyeksi tubuh yang telanjang, seperti sebuah lukisan dengan sosok gadis cantik memperlihatkan dirinya kepada pelukis sebagai representasi lukisan yang telah diserap atau dilahap habis keindahannya. 

Ia sebagai subyek bagi subyek yang lain atau sebagai sesuatu yang nyata dan terbalik di balik obyek gambar yang tergantikan oleh tanda. Ia bukan obyek yang ditunjukkan oleh perbedaan pelukis dan model, tetapi menunjukkan apa yang mesti diterangkan dan disamarkan lukisan direpresentasikan secara berbeda, yakni ‘bentuk’ transformasi.

Karena tanda bukan penampakan remeh dan gambar yang direpresentasikan, maka bentuk-bentuk yang memikat di balik peristiwa, titik dimana suatu proyeksi gambar ditelan oleh tubuh. 

Tulisan tidak berarti bahwa setiap sesuatu diganti dengan hal baru dalam makna denotasi atau sejatinya; atau setiap sesuatu dari bagian tatanan sebelumnya dapat direkayasa atau dimodifikasi menjadi asli dan nyata. Ketidakpastian dari teks tertulis datang dari hasrat untuk menulis, yang membentuk dunia nyata, ori, asli dari mimpi dan khayalan.

Tubuh, tanpa monumen dan galeri dilintasi oleh tanda perlawanan dari dua lintasan: dirinya sebagai tulisan dan pembacaan. Ia menjejaki setiap ketidakhadiran makna dari tulisan menjadi sesuatu yang terbuka untuk ditafsirkan secara berbeda.

Begitulah, ada sekurang-kurangnya sebagai tulisan perlu dikorbankan demi bayangan yang mengerikan (karena manusia takut pada bayangannya sendiri). Bukan perkara turunan langsung tulisan, teknologi justeru bercerita kepada kita, bahwa manusia baru penuh citra mengelilingi dirinya: ada di bagian mata, bertengger di mata telanjang, bersembunyi di balik baju, gagah di kamp militer, di balik meja, di atas kertas, di balik mimpi kita, dan bahkan pesona obyek luar, misalnya bulan yang indah.  

Menyangkut tulisan tentang hasrat dan tubuh sebagai sesuatu yang imanen. Filsuf sudah berbicara tentang lenyapnya makna atau petanda transendental. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun