Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wajah-Wajah Pucat

9 Agustus 2023   16:33 Diperbarui: 11 November 2024   15:53 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitulah sabda medis. Gara-gara amblas zat besi, ibu-ibu hamil bakal terpapar anemia. 

Cegahlah stunting dengan bebas anemia! Kita enteng saja bercuap-cuap. Cegah ini, bebas itu. Sejauh ini, kita belum melihat wajah anak-anak miskin cerah ceria sepanjang tahun. Saya belum menemukan data tentang wajah anak-anak yang sedang ditimpa kelaparan seraya ketawa ngakak dalam tempo lama.

Sekadar intermezzo semenit. Saya pernah membaca tentang pernyataan Soekarno. 

Tetapi, saya sudah lupa siapa penulis dan dimana dimuat. “Tak ada lagi kemiskinan di era kemerdekaan." Saya kira, pernyataan mesti disambung lagi. “Tak ada lagi terorisme dan korupsi di era setelah kemerdekaan yang sesungguhnya.” Biarlah pernyataan yang terakhir hanya sekedip mata.

Setelah itu, hari-hari dimana orang-orang menjalani dengan langkah demi langkah. Suatu momen dengan seluruh ingatan terhadap pelintasan batas-batas dan pengulangan perayaan Hari Kemerdekaan akan mengakhiri suara tidak terekam dan tidak tertulis, dari setiap peristiwa yang luar biasa. 

Teks-teks untuk kehidupan dan pemikiran selalu ada sebagai tanda yang beragam dan menyebar di sekitar kita tanpa kecuali Hari Kemerdekaan.

***

Tan Malaka. Ya, bung! Tan Malaka. Saya punya satu bukunya, Madilog. Saya lihat di toko buku ternyata belum cetak ulang. 

Pelintasan batas-batas dan pengulangan perayaan memisahkan dirinya dengan teks tertulis yang dipadati buku Menuju Merdeka 100 %. Karya Tan Malaka itu membuat titik tolak pengaruh yang tidak kadaluarsa, dari tanda yang menandai permulaan sama sekali tidak kita bayangkan sebelumnya. Permulaan itu bukanlah permulaan kosong dan baru.

Kisah heroik bukan jenis manusia langkah, mereka adalah pelintas batas-batas dan penziarah bagi bayang-bayang masa depan. Mereka tidak lagi menghentikan perjalanan yang terbentang di hadapannya menuju proses ‘pertukaran tanda ritual perayaan’ yang meriah dan boros. 

Tatanan epik tidak datang pada kita tatkala orang bepergian untuk melintasi jejak-jejak perbedaan telah digariskan untuknya dengan jalan meletakkan kembali jalur pelintasan dan pengulangan baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun