Saya mencari judul buku yang menarik dan sesuai dengan selera. Mungkin belajar secara otodidak begitu istilahnya.
Buku yang berjudul Utopia, karya Thomas More (1478-1535) ikut terpajang di rak buku perpustakaan. Cukup kentara, buku-buku itu jarang disentuh. Kira-kira kurang sekali dari setengah senti debu menempel di buku. Termasuk buku Utopia. Dasar, saya termasuk orang tidak jika hanya dipinjam buku itu. Membaca pelan-pelan malah menambah pusing. Saya suka melihat indeks buku. Utopia memang luar biasa.
Bagaimana dengan kata utopia? Utopia itu apa?
Kita terpaksa membuka Wikipedia. Kata utopia berasal dari kata Yunani. Utopia terdiri dari kata ou berarti “tiada” dan topos berarti “empat.” Jadi, secara harfiah, utopia berarti "tidak ada tempat”
Utopia berbeda dengan “antah berantah,” suatu dunia dongeng alias dunia lamunan. Utopia lebih dekat dengan ungkapan negeri impian atau tatanan masyarakat yang sangat didambakan.
***
Utopia tidak berkaitan dengan perwujudan apa-apa yang ‘tidak mungkin’ dan ‘mungkin’ atau apa-apa yang ‘tidak realistis’ dan ‘realistis.
Utopia membawa kita pada dunia yang sama sekali tidak diketahui dari mana ia mengambil ‘titik tolak’ dan ‘titik akhir’. Kelahiran utopia menjadi sumber penghancuran keduanya, tanpa jarak dan lintasan.
Utopia bukanlah bagian dari “dasar terdalam” dari sebuah ‘bangunan harapan atau mimpi’ tentang masa depan. Sebaliknya, Utopia tidak lebih pembebasan dari belenggu masa depan atau penghancuran mimpi, penolakan terhadap representasi, dan pengingkaran atas kehadiran. Ia muncul dan sekaligus mengungkapkan dirinya apa-apa yang tidak dimaksudkan dengan retakan, patahan, dan arus peristiwa yang tidak terbayangkan yang ditumpahkan oleh utopis.
Pertahanan dari Utopia tidak hanya pernah diperbincangkan. Ia tidak hanya pernah diproyeksikan, tetapi juga penciptaan daur ulang. Orang-orang yang ingin kecanduan terhadap impian, pembengkakan peristiwa, dan pembelokan logika ke arah korban perangkap hasrat yang terbebaskan.
Dari wilayah anti utopia dengan cara menyeruak dan menepis bayangan mimpi dan harapan. Wow, utopia bisa mengantarkan pada titik “puncak” kenikmatan yang menubuh.