Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lekuknya yang Tertata dan Diskontinuitas

13 November 2022   09:05 Diperbarui: 14 November 2022   15:30 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tidak terpaksa untuk serta-merta percaya pada benda-benda menyerupai apa-apa yang lebih dekat benda lainnya, bagaikan orang kembar yang memiliki perbedaan yang kecil. Mereka bukanlah permulaan dari urutan-urutan peristiwa yang menghimpun adegan yang berbeda dalam perbedaan, identitas dan tatanan. 

Setelah mengeluarkan tatanan yang tidak jelas, kemiripan dari analisis tentang pemikiran seseorang akan mengeluarkan bentuk yang teratur tanpa perbandingan suatu pemikiran rasional atau memberikan mereka keleluasaan untuk tidak membatasi dirinya.

Tatkala kita berusaha untuk membatasinya, kita tidak akan menemukan bahasa universal dan pemikiran yang berbeda tentang tatanan yang diharapkan dapat memberikan bentuk paling murni dan nyata. 

Sudah tentu, seseorang akan menemukan kemiripan dan perbedaan setelah berusaha untuk melakukan perbandingan dari rangkaian bentuk, gerakan, tingkatan, jenis, spesies, nama, benda-benda, dan kata-kata yang tetap memasukkan sebagai kata benda atau mirip benda.

Kita tidak membandingkan sebuah perbandingan yang mirip tentang siapa, mengapa, dan dimana ada Y menurut “keintiman” pada X, Y tidak intim dengan Z, dan X tanpa lebih intim dengan Z. Kemiripan ada akibat dari kehancuran bagi perbedaan dan akibat dari daya tarik khusus dan umum. 

Perbandingan bukanlah konsekuensi terhadap apa yang dipilih oleh orang dan siapa yang mendapatkan bukti-bukti keintiman. 

Lantas, perbandingan sekedar acungan jempol bagi seseorang yang telah menemukan tatanan melalui jaringan definisi dan kondisi peristiwa tertentu. Ia bukan analisis tentang pemikiran atau persepsi tentang wujud yang tampak di depan kita.

Berkat kemunculan diskontinuitas, setiap orang yang percaya pada tatanan tunggal menjadi tanda-tanda zaman melalui ketidakhadiran perbandingan yang jelas dan pasti. 

Tidak ada lagi dua atau lebih bahan perbandingan relasi dan ukuran. Seseorang tidak mampu lagi mengukur besaran benda-benda atau penampakan wujud lainnya hanya dengan bahan perbandingan, melainkan dari tanda diskontinuitas yang dimuati dan diriakkan oleh peristiwa demi peristiwa, yang menandai kita tetap menjadi bagian dari peran penting di atas bumi pemikiran.

Dalam tatanan, perbandingan ukuran yang tidak berkelanjutan menanggulangi ukuran yang teratur dan berkelanjutan. Namun demikian, dalam dua kasus atau lebih yang telah berakhir masa perbandingannya akan membebaskan ukuran tunggal menjadi ukuran dalam keserbaragaman dan pembagian melalui perbandingan dua ukuran atau lebih dua ukuran kemiripan dan perbedaan.

Keserbaragaman atau perbedaan tidak mensyaratkan bagi kemiripan agar satu ukuran antara satu dengan lainnya. Sejauh peristiwa atau tempo pemikiran yang dinamis dalam diskontinuitas, maka ukuran menurut perbandingan tertentu dapat direduksi sesuai tanda zaman yang dicurigai orang secara fluktuatif merupakan bahaya kelupaan tersendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun