Mohon tunggu...
Ermansyah R. Hindi
Ermansyah R. Hindi Mohon Tunggu... Lainnya - Free Writer, ASN

Bacalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lekuknya yang Tertata dan Diskontinuitas

13 November 2022   09:05 Diperbarui: 14 November 2022   15:30 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di atas sebagian hal, bahwa kita harus memiripkan dan menandai wujud yang mati dianggap hidup atau wujud yang koma. 

Setiap kali penggunaan diskontinuitas menjadi terlalu kelihatan dalam analisis tentang benda-benda yang menguatkan mental (terutama jika berkaitan dengan pengetahuan). Diskursus dan analisis tentang tatanan terbunuh!

Tetapi, jangan membuat kesalah-kaprahan di sini, bahwa apa yang dikenang begitu teliti tidak berarti penghapusan tanda-tanda zaman dan lenyapnya bentuk peristiwa secara diam-diam. Secara keseluruhan, ia dipindahkan ke Pythagorean dianggap orang berjasa melalui renungan pemikiran atas kehidupan yang teratur dan tertata, bukan dari sekedar perbincangan akademik ke aktivitas berbekas yang tersebar luas.

Seluruh kemiripan masa lalu telah disimpan dalam peti mati ide tersebut. Itu diyakini kuat, karena gagasan tentang tatanan diparodikan, bukan dipuja-puja. 

Disanalah sebuah peti mati dari pemikiran yang usang melengkapi keriuhan alasan para ahli politik atau ahli retorika, yang dalam dalil praktiknya, mereka saling bersaing antara satu dengan lainnya. 

Diskursus ilmiah dan bentuk peristiwa yang diimpikan sejak lama ‘lenyap di tempat lain’. Ia tidak lagi dapat diandalkan untuk melindungi hak-hak istimewa atau untuk menegaskan kembali kemiripan dan perbedaan benda-benda di sekitar kita. 

Sekali lagi, tatanan kehidupan, betapapun perlunya dalam pemecahan atas berbagai permasalahan saat ini, bahwa umat manusia setidaknya hidup dan berkelanjutan.

Pemikiran modern dari dunia Barat, lebih-lebih lagi menunggu waktu yang cukup dari tidur terlelap dan bahkan mati suri Asiatik wilayah Timur Tengah di tengah masa kegetiran, krisis dan konflik terus-menerus hingga abad keduapuluh satu ini. Sampai kapan berakhir kekacau-balauan internalnya? 

Dari semua perbincangan, kita tidak perlu melihat perubahan dalam ketidaksesuaian biologis, relasi antara unsur-unsur eksternal dan kondisi-kondisi kehidupan dibangunnya.

Tetapi, bentuk sintesis kemiripan yang besar dan perbedaan yang kecil sebelumnya, dimana peristiwa diskursus tentang persaudaraan esensial diharapkan agar disatukan. 

Hal yang terakhir ini, selama lebih dari seabad adalah yang paling ngotot dan paling diragukan. Mereka menghidupkan tema-tema tentang akhir dari sejarah krisis dan konflik yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun