Mohon tunggu...
Erick M Sila
Erick M Sila Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis adalah mengabadikan diri dalam bentuk yang lain di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pendidikan STEM Menurut Ki Hadjar Dewantara

27 Juli 2024   09:19 Diperbarui: 27 Juli 2024   09:29 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kihajar.kemdikbud.go.id/p/

Dengan menggunakan pendekatan praktis, siswa dapat belajar melalui proses trial and error, serta memahami konsep-konsep STEM secara mendalam dan konkret. Misalnya, dalam mempelajari konsep fisika tentang listrik, siswa diajak untuk merakit rangkaian listrik sederhana, sehingga mereka bisa melihat dan merasakan langsung bagaimana teori tersebut bekerja dalam kehidupan nyata.

Sementara itu, konteks lokal dan budaya juga menjadi faktor penting dalam metode pendidikan KI Hadjar. Pendidikan STEM harus memperhatikan lingkungan sekitar dan budaya lokal demi menciptakan relevansi bagi siswa. Mengintegrasikan fenomena alam setempat atau sumber daya lokal ke dalam kurikulum STEM dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan bermakna bagi siswa.

Selain itu, K.H. Dewantara juga menekankan perlunya kolaborasi antara sekolah dan komunitas. Ia percaya bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama dan lingkungan sekitar berperan dalam mendukung proses belajar-mengajar. Dengan demikian, pendekatan praktis dan kontekstual ini bukan hanya meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep STEM, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan dan pengetahuan yang aplikatif serta kontekstual, yang berguna bagi pembangunan komunitas dan bangsa secara keseluruhan.

5.2. Pengembangan Karakter melalui STEM

Pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) tidak hanya berfokus pada pengembangan keterampilan teknis atau akademik saja, tetapi juga memainkan peran penting dalam pengembangan karakter siswa. Menurut prinsip pendidikan K.H. Dewantara, proses pembelajaran seharusnya mendidik seluruh aspek kehidupan anak, termasuk aspek moral dan karakter.

Salah satu pendekatan utama dari K.H. Dewantara adalah pendidikan yang bersifat holistik, di mana pembelajaran tidak hanya terbatas pada transfer pengetahuan tetapi juga pengembangan nilai-nilai yang esensial. Dalam konteks pendidikan STEM, hal ini dapat diwujudkan melalui berbagai metode yang mempromosikan etika, kerja sama tim, kreativitas, dan pemecahan masalah.

Kerja sama tim merupakan salah satu nilai penting yang dapat dikembangkan melalui pendidikan STEM. Dalam proyek STEM, siswa seringkali bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan masalah atau proyek tertentu. Hal ini mengajarkan mereka untuk bekerja sama, saling menghargai pendapat, dan mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik.

Kreativitas juga menjadi elemen kunci dalam pendidikan STEM. Siswa didorong untuk berpikir di luar kebiasaan dan menemukan solusi inovatif untuk masalah yang dihadapi. Ini sesuai dengan prinsip K.H. Dewantara yang menekankan pentingnya kebebasan dalam belajar dan kebebasan untuk mengekspresikan ide dan kreativitas.

Kompetensi etika dijadikan fondasi melalui penerapan prinsip-prinsip moral dalam setiap proyek STEM. Misalnya, dalam proyek teknologi tertentu, aspek etika penggunaan teknologi juga diperkenalkan sehingga siswa memahami tanggung jawab sosial dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini, pendidikan STEM tidak hanya menghasilkan generasi yang terampil dalam bidang sains dan teknologi tetapi juga individu yang memiliki karakter luhur, mampu bekerjasama, dan bertanggung jawab secara sosial. Integrasi ini sejalan dengan visi K.H. Dewantara dalam mengembangkan manusia yang utuh dan berkarakter.

6. Studi Kasus dan Implementasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun