Mohon tunggu...
Erick M Sila
Erick M Sila Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Menulis adalah mengabadikan diri dalam bentuk yang lain di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pendidikan STEM Menurut Ki Hadjar Dewantara

27 Juli 2024   09:19 Diperbarui: 27 Juli 2024   09:29 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://kihajar.kemdikbud.go.id/p/

K.H. Dewantara, yang juga dikenal dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1889 di Pakualaman, Yogyakarta. Beliau merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah pendidikan Indonesia, dimana perannya sangat signifikan dalam merintis dan mengembangkan sistem pendidikan nasional. Dalam upaya memajukan pendidikan, Dewantara mendirikan Taman Siswa pada tanggal 3 Juli 1922, sebuah lembaga pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pendidikan bagi pribumi Indonesia di tengah dominasi kekuasaan kolonial Belanda.

Sebagai seorang tokoh pendidikan dan pemikir, K.H. Dewantara memiliki pandangan bahwa pendidikan harus membebaskan manusia dari kebodohan dan keterbelakangan. Pandangan ini terwujud dalam semboyan beliau yang terkenal, yaitu "Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani", yang berarti "di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan". Semboyan ini mencerminkan filosofi pendidikan yang egaliter dan progresif yang beliau ajarkan.

Bagi K.H. Dewantara, pendidikan bukan hanya sekedar transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan kepribadian. Dalam konteks ini, beliau percaya bahwa pendidikan harus menyesuaikan dengan kebutuhan zaman dan kemampuan siswa. Oleh karena itu, pendidikan menurut K.H. Dewantara bersifat holistik, mencakup pengembangan intelektual, emosional, dan fisik.

Latar belakang K.H. Dewantara juga dipengaruhi oleh kondisi politik dan sosial pada masa kolonial yang penuh dengan ketidakadilan dan eksploitasi terhadap rakyat pribumi. Melalui pendidikan, beliau berusaha untuk membangkitkan semangat nasionalisme dan kemandirian di kalangan masyarakat Indonesia. Dengan demikian, pendidikan bagi K.H. Dewantara menjadi alat perjuangan untuk mencapai kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.

Dalam kerangka pemikiran inilah, K.H. Dewantara melihat pentingnya integrasi antara pendidikan tradisional dan modern, termasuk pendidikan berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM) untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia menghadapi tantangan global.

2.2. Kontribusi dalam Pendidikan

K.H. Dewantara, atau yang lebih dikenal sebagai Ki Hadjar Dewantara, merupakan tokoh penting dalam sejarah pendidikan di Indonesia. Salah satu kontribusi terbesar Ki Hadjar adalah pendirian Taman Siswa pada tahun 1922. Taman Siswa bukan hanya sekadar sebuah lembaga pendidikan, tetapi juga menjadi simbol perjuangan melawan sistem pendidikan kolonial yang diskriminatif. Di dalam Taman Siswa, Ki Hadjar menerapkan prinsip pendidikan yang mengutamakan kebebasan dan keserbabijaksanaan yang memerdekakan murid.

Ki Hadjar Dewantara memperkenalkan sistem pendidikan yang tidak hanya fokus pada intelektual tetapi juga pembentukan karakter murid. Filosofi "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" yang artinya "Di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan" menjadi landasan utama dalam metode pengajaran di Taman Siswa. Pendekatan holistik ini mampu memupuk sikap mandiri dan tanggung jawab sosial pada siswa.

Selain itu, Ki Hadjar juga sangat menekankan pentingnya pendidikan berbasis budaya lokal. Beliau percaya bahwa pendidikan harus mampu menghargai dan melestarikan warisan budaya bangsa. Oleh karena itu, kurikulum di Taman Siswa memasukkan elemen budaya lokal di dalamnya, seperti seni, bahasa, dan sejarah daerah. Hal ini bertujuan untuk menanamkan rasa cinta tanah air dan kebanggaan terhadap identitas budaya sejak dini.

Di bidang kebijakan pendidikan nasional, sumbangsih Ki Hadjar terwujud dalam keterlibatannya di Departemen Pengajaran (sekarang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) pada masa awal kemerdekaan Indonesia. Beliau juga turut merumuskan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 yang menjamin hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan. Dedikasi dan kontribusi Ki Hadjar dalam merumuskan kebijakan pendidikan yang inklusif telah membawa dampak positif yang signifikan bagi sistem pendidikan Indonesia hingga saat ini.

https://kihajar.kemdikbud.go.id/p/
https://kihajar.kemdikbud.go.id/p/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun