Mohon tunggu...
endah lukytosari
endah lukytosari Mohon Tunggu... Guru - Guru PAUD

Guru PAUD terus bergerak dan menggerakkan pendidikan anak usia dini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PTK Mengembangkan Motorik Halus Anak Usia Dini dengan Kegiatan Meronce

24 November 2023   13:48 Diperbarui: 24 November 2023   13:51 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS  ANAK MELALUI KEGIATAN MERONCE MANIK- MANIK 

DI KELOMPOK A TKIT ISTIQOMAH 

PENUMPING SURAKARTA 

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Endah Lukyto Sari Jayagiri, 

endahlukytosari@gmail.com

 

ABSTRAK

 

Laporan ini digunakan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan meronce pada anak Kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Surakarta.Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif antara peneliti dan guru kelas. Subjek penelitian ini yaitu anak Kelompok A TKIT  Istiqomah Penumping Surakarta, sejumlah 20 anak. Objek penelitian adalah kemampuan motorik halus. Pengumpulan data akan dilakukan melalui observasi dan dokumentasi. Data penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan meronce yang dilakukan dengan meronce menggunakan manik-manik berukuran besar, sedang, kecil dan mengambil manik-manik dengan dua jari yang dilakukan berulang-ulangdapat meningkatkan kemampuan motorik halus. Peningkatan dapat dilihat pada hasil penelitian. Pada kondisi pra siklus kriteria belum berkembang sejumlah 14 anak (70%), mulai berkembang sejumlah 5 anak (25%), dan berkembang sesuai harapan sejumlah 1 anak (5%). Setelah dilakukan tindakan pada siklus I hasilnya pada kemampuan motorik halus melalui kegiatan meronce mengalami peningkatan yang dapat diilihat yaitu untuk kriteria kriteria belum berkembang sejumlah 4 anak (20%), mulai berkembang sejumlah 10 anak (50%), dan berkembang sesuai harapan sejumlah 6 anak (30%).  Pada siklus II meningkat pada kriteria berkembang sesuai harapan sejumlah 17 anak (85%), mulai berkembang sejumlah 3 anak (15%) dan kriteria belum berkembang sejumlah 0 anak (0%). Penelitian ini dihentikan sampai siklus II karena sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilannya.

 

Kata kunci : kemampuan motorik halus, kegiatan meronce

 

 

 

 

 

 

PENDAHULUAN

 

Motorik halus sangat penting untuk kemampuan motorik halus pada anak kelompok bermain. Motorik halus pada anak usia 2-4 tahun ini merupakn koordinasi antara mata dan tangan anak. Anak diharapkan dapat mengkoordinasikan mata dan tangan. Pada usia 2-4 tahun ini anak mulai di stimulasi dalam perkembangan motorik halusnya. Kegiatan yang dapat menstimulasi motorik halus pada anak adalah seperti menggunakan pensil dalam mencorat coret, menggambar dan menulis, membuka tutup botol, meronce, dan keggiatan lainnya yang bisa dilakukan untuk menstimulasi motorik halusnya. Diharapkan anak dapat mengembangkan motorik halusnya dengan baik.

  • Tetapi pada kenyataannya di Kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Surakarta Tahun Ajaran 2020/2021, masih kurang berkembang kemampuan motorik halus. Pengembangan motorik halus yang masih rendah ini dapat dibuktikan dengan adanya penilaian dari 20 anak. Hanya ada 1 anak yang mendapatkan nilai berkembang sesuai harapan (BSH) dan  14 anak yang mendapat nilai belum berkembang (BB).
  • Pada anak usia 3-5 tahun ini seharusnya perkembangan motorik halusnya sudah sampai tahap dapat  menjepit, menggenggam, menulis, memotong, dan menggunting dan meronce dengan pola . Akan tetapi anak- anak di kelompok bermain Istiqomah Surakarta masih ada  yang belum berkembang. Itu disebabkan karena perkembangan fisik motorik pada anak berbeda-beda. Perkembangan fisik seseorang yang tampak dari luar, dipengaruhi oleh berkembangnya otot, tulang, dan lemak tubuh. Jaringan-jaringan otot manusia telah ada pada saat bayi lahir. Selama masa kanak- kanak, otot- otot menjadi lebih panjang dan lebih besar. Proses ini menjadi lebih cepat pada masa remaja, khususnya pada anak laki-laki. Hal ini yang menyebabkan anak laki-laki tampil lebih superior dalam kegiatan athletic selama masa remaja(Ramos, et al, 1998 dalam Berk, 2009). Dari penelitian Ramos tersebut,kita dapat menyimpulkan bahwa pertumbuhan fisik akan mempengaruhi dan sejalan dengan perkembangan motoriknya. Contoh perkembangan motorik yaitu melalui khasus bayi yang awalnya hanya bisa telentang, sampai kemudian ia bisa berdiri dan berjalan. Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus. Keterampilan motorik kasar yaitu gerakan yang dihasilkan dari kemampuan mengontrol otot- otot besar, contohnya adalah berjalan, berlari, melompat, berguling. Sedangkan keterampilan motorik halus yaitu gerakan terbatas dari bagian- bagian yang meliputi otot- otot kecil, terutama gerakan di bagian jari- jari tangan. Contohnya menulis, menggambar, dan memegang sesuatu.
  • Tetapi pada kenyataannya di Kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Surakarta Tahun Ajaran 2020/2021, masih kurang berkembang kemampuan motorik halus  juga disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan masih menggunakan metode klasikal, jadi ada anak yang tidak memperhatikan. Guru lebih sering mewarnai dan menggambar untuk menstimulasi motorik halus mereka. Untuk mengembangkan motorik halus juga dapat dilakukan dengan kegiatan meronce.
  • Berdasarkan keadaan di TKIT Istiqomah Penumping Surakarta Tahun Ajaran 2020/2021 yang menyatakan bahwa kemampuan motorik halusnya, merupakan masalah yang harus dipecahkan oleh peneliti. Untuk itu peneliti bermaksud untuk memecahkan masalah tersebut melalui penelitian tindakan kelas. Dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Meronce Manik-manik di Kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Surakarta Tahun Ajaran 2020/2021”
  • Rumusan Masalah
  • Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

‘’Apakah melalui kegiatan meronce manik- manik dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di Kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021?’’

  • Tujuan Perbaikan
  • Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan meronce manik-manik di Kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021.
  • Tujuan  penelitian ini secara khususnya adalah anak dapat melakukan kegiatan meronce dengan baik dan menambah kreatifitas guru dalam memberi kegiatan pembelajaran khususnya dalam menstimulasi motorik halus pada anak didik.
  • Manfaat Perbaikan
  • Perbaikan ini diharapkan bermanfaat bagi berikut ini:
  • Untuk guru, untuk menambah wawasan tentang stimulasi perkembangan anak dengan tepat dan meningkatkan kemampuan motorik halus pada anak serta guru dapat lebih kreatif menggunakan metode dan media yang akan digunakan untuk pembelajaran di kelas.
  • Untuk anak, untuk melatih imajinasi melalui bentuk dan konstruksi bahan, melatih ketelitian melalui kecermatan merangkai serta menyusun benda, melatih rasa kebersamaan jika merangkai bersama-sama, mengutarakan pendapat melalui pengandaian bentuk untuk menyatakan keinginanya terhadap benda yang diinginkan. Inovasi meronce dapat ditujukan untuk melatih kreativitas, yaitu dengan cara mengubah fungsi lama menjadi fungsi baru.
  • Untuk orang tua, agar dapat menambah wawasan bagaimana cara memfasilitasi dan menstimulasi kemampuan motorik halus anak dengan kegiatan meronce.

KAJIAN PUSTAKA

  • Pengertian Motorik Halus

           Bambang Sujiono (2008) menyatakan bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot- otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakkan ini tidak terlalu membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata  dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seprti menggunting kertas, menggambar, mewarnai, serta menganyam.

Karakteristik Pengembangan Motorik Halus Pada Anak

Santrock (2009), menyatakan bahwa keterampilan motorik kasar melibatkan aktivitas otot yang besar,keterampilan motorik halus melibatkan gerakan – gerakan yang diselaraskan.Memegang mainan, menggunakan sendok, mengancingkan baju, atau meraih sesuatu yang memerlukan ketangkasan jari menunjukkan keterampilan motorik halus.anak usia 3 tahun menunjukkan kemampuan yang lebih matang untuk mencari dan menangani sesuatu dibandingkan ketika mereka masih bayi.Pada usia 4 tahun koordinasi motorik halus anak – anak telah meningkat lebih cepat.

Morison (2012) Karakteristik keterampilan motrik anak dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Pada saat anak berusia 3 tahun, kemampuan gerakan halus pada anak belum terlalu berbeda dari kemampuan gerak halus pada masa bayi. Meskipun anak pada saat ini sudah mampu menjumput benda dengan menggunakan jempol dan jari telunjuknya, tetapi gerakan itu sendiri masih sangat kaku.

Pada saat anak menginjak usia 4 tahun, korsinasi motorik halus anak sudah mengalami kemajuan dan geraknya sudah lebih baik dan cepat dibandingankan pada usia sebelumnya. Sehingga gerakan tersebut terlihat cenderung ingin sempura.

Tahapan Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Dini

Menurut Suyadi (2010: 71) tahap- tahap perkembangan motorik halus yaitu: usia 1 tahun kemampuan dalam meremas kertas, menyobek dan meronce sembarang. Usia 1-2 tahun anak mampu melipat kertas, menyobek, menempel, menggunting  dan melempar dekat. Usia 2-3 tahun anak mampu memindahkan  benda, meletakkan barang, melipat kain, mengenakan sepatu dan pakaian. Usia 2-4 tahun anak mampu melepas dan mengancingkan baju, makan sendiri, menggunakan gunting dan menggambar wajah. Usia 5-6 tahun anak mampu menggunakan pisau untuk memotong makanan- makanan lunak, mengikat tali sepatu, bisa menggambar orang dengan enam titik tubuh, dan bisa menirukan sejumlah angka dan kata sederhana.

  • Pengertian Meronce
  •           Meronce merupakan pekerjaan yang mencerminkan wujud penghargaan terhadap keindahan benda-benda alam Hajar Pamadhi dan Sukardi (2010) meronce adalah teknik membuat benda pakai/hias dari bahan manik-manik, biji-bijian, atau bahan lain yang dapat dilubangi dengan alat tusuk  sehingga  dapat  dipakai.Kegiatan meronce adalah salah satu materi yang bisa diberikan pada anak usia dini. Kegiatan memasukkan manik-manik ke dalam benang ini merupakan latihan agar anak dapat berkonsentrasi serta melatih koordinasi antara mata dan tangan.
  • Jenis Bahan Meronce
  • Bahan yang dibuat untuk meronce dibagi menjadi dua yaitu:

    • Bahan Alam
  •             Ada bermacam-macam bahan dari alam yang dapat dibuat menjadi hiasan dengan teknik meronce contohnya kulit kerang dan biji-bijian, batang ,buah, cabang serta bebatuan (biji sawo, biji serikaya, biji jarak, biji kapuk randu).

    Bahan Buatan

                Bahan buatan biasanya adalah bahan hasil olahan yang diproduksi dari pabrik dan mudah didapat di toko yang menyediakan benda kerajinan seperitmote-mote atau manik-manik,sedotan, yang terbuat dari plastik, kaca dan logam. Bahan-bahan ini umumnya lebih awet daripada bahan alami dari biji- bijian.

    • Aspek Meronce
  • Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2010) beberapa aspek meronce yaitu :

    •   Permainan
  • Merangkai maupun meronce dapat berfungsi untuk alat bermain anak,benda- benda yang akan dirangkai tidak ditujukan untuk kebutuhan tertentumelainkan untuk latihan memperoleh kepuasan rasa dan memahami keindahan.

    • Kreasi dan komposisi
  • Meronce sengaja hanya digunakan untuk bermain imajinasi saja,sehingga tujuan permainan ini untuk melatih imajinasi atau bayangan anak tentang konstruksi bangun.

    • Keindahan
  • Aspek keindahan dari meronce terletak pada cara menyusun benda-benda sebagai komponen rangkaian dapat menarik perhati

    • Kerajinan dan ketekunan
  • Menuntut ketelitian yaitu usaha memberikan pelatihan menyusun,menata dalam bentuk rangkaian yang sesuai dengan rancangan dan tidak mudah rusak susunanya.

    • Meronce Pada Anak Usia Dini
  • Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2010) kaitan meronce bagi anak usia dini yaitu :

    • Keterampilan menata dapat diterapkan untuk menata peralatan  sekolah agar mudah dikenali isi buku serta tugasnya,menata tempat tidur agar anak menyenangi kerapian dan ketertiban,menata barang mainanya sendiri agar tetap rajin,disipin serta mandiri

      • Bagi kejiwaan anak yaitu akan tumbuh percaya diri, kerajinan, ketelitian, ketepatan, kesesuaian, keindahan.
      • Kerajinan menata dapat digunakan untuk membantu keluarga dalam menyelesaikan tugas rumah tangga dan akhirnya mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap keluarga.
    • PELAKSANAAN PERBAIKAN

      Subjek Penelitian

      Lokasi

      Penelitian ini dilaksanakan di TKIT Istiqomah Penumping Surakarta yang bertempat di Jl. Panembahan No. 32 Penumping, Laweyan, Surakarta. Kelas yang di teliti berjumlah 20 anak dengan 11 anak  laki-laki dan 9 anak permpuan pada Kelompok A TKIT Istiqomah , Waktu pembelajaran dimulai pukul 08.00 – 14.00 WIB.

      Waktu Pelaksanaan

      Pelaksanaan Penelitian dilakukan dalam 2 siklus :

      Siklus 1 : Hari Senin, pada tanggal 05- Rabu 07 April 2021.

      Siklus 2 : Hari Senin, pada tanggal 12 - Rabu 14 April 2021.

      Tema

      Tema pada pelaksanaan penelitian ini adalah Alat Komunikasi.

      Kelompok

      Subjek yang diteliti adalah anak didik kelompok bermain (usia 4-5 tahun) yang berjumlah 20 anak yang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan  pada tahun pelajaran 2020/2021.

      • Deskripsi Rencana Tiap Siklus
    • Rencana Pelaksanaan Siklus 1

      RANCANGAN SATU SIKLUS

      Siklus                          :   1

      Tema                           :   Alat Komunikasi

      Kelompok                   :   A1

      Tanggal                        :   5 s.d 7 April 2021

      Tujuan perbaikan

      Tujuan dari perbaikan pengembangan ini adalah meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui meronce di Kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021.

      Identifikasi masalah                   

      Kegiatan motorik halus menunjukkan hasil yang tidak sesuai harapan.

      Beberapa anak tidak dapat meronce dengan baik.

      Pada kegiatan motorik halus hampir semua anak tidak dapat memasukkan tali ke dalam manik-manik.

      Media yang diberikan monoton hanya mewarnai saja.

      Analisis masalah

      Dari empat masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan dipecahkan adalah kurangnya kemampuan motorik halus karena merupakan masalah yang utama dan dapat menimbulkan masalah dikemudian  hari. Penyebab masalah tersebut adalah karena kemampuan motorik halus anak belum maksimal. Media yang digunakan juga kurang menarik bagi anak.

      Perumusan masalah 

      Apakah dengan meronce manik-manik dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di Kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Tahun Ajaran 2020/2021.

      SKENARIO PERBAIKAN

      Rencana Kegiatan Harian 3

      Tujuan Perbaikan   : Meningkatkan kemampuan motorik halus di Kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Surakarta Tahun Pelajaran 2020-2021

      Siklus ke                : 1

      Hari/tanggal           : Rabu, 7 April 2021

      Hal yang diperbaiki/ditingkatkan  : Kemampuan motorik halus dalam meronce manik-manik

      Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)

      Judul kegiatan  mewarnai gambar televisi

      Pengelolaan kelas

      Penataan ruang

      Penataan ruang di buat tengah kosong

      Pengorganisasian anak : anak duduk di karpet menghadap ke depan

      Langkah-langkah perbaikan :

      Guru menunjukkan gambar televisi

      Guru bertanya kepada anak tentang televisi

      Guru meminta anak untuk mewarnai serapi mungkin gambar televisi tersebut

      1. Kegiatan Pengembangan II (Inti)
    • Judul kegiatan meronce manik-manik dengan lubang yang berukuran kecil.

      Pengelolaan Kelas

      Anak tetap didalam kelas dan duduk di karpet

      • Pengorganisasian anak : anak dan guru duduk bersama di karpet membentuk lingkaran
    • Saat dalam ragam main, anak duduk di kelompok yang dipilih

      Langkah-langkah perbaikan :

      • Guru menyiapkan bahan dan alat seperti manik-manik dan senar
      • Guru menjelaskan tentang cara meronce
      • Guru membagi anak dalam beberapa kelompok
      • Guru meminta anak untuk meronce sebanyak mungkin
      • Kegiatan Pengembangan III ( Penutup )
    • Judul Kegiatan menyanyi “alat komunikasi”

      Pengelolaan Kelas:

      Penataan ruang posisi memakai karpet.

      Pengorganisasian anak : posisi anak membentuk lingkaran duduk dikarpet.

      Langkah-langkah perbaikan: 

      Guru mengajari anak untuk menyanyi “alat komunikasi”.

      Guru meminta anak untuk menirukan nyanyian tersebut.

      Guru dan anak mengulang nyanyian itu bersama-sama

      Guru memberi pujian kepada anak yang dapat menyanyi

      Refleksi Kegiatan Pengembangan Siklus I hari ke-3

      • Kegiatan pembuka pada hari ketiga ialah mewarnai gambar televisi. Anak-anak terlihat semangat untuk mewarnai gambar televisi.
      • Pada kegiatan inti adalah meronce manik-manik dengan lubang yang berukuran kecil. Anak- anak terlihat bingung dalam memasukkan senar dan ada yang mengucap “aku tidak bisa ustadzah” sambil berkaca-kaca matanya.
      • Kegiatan penutup yang direncanakan guru ialah mengulang menyayi lagi, guru berharap anak-anak sudah hafal dengan nyanyiannya karena sudah pernah diajarkan pada hari pertama. Anak- anak sebagian besar sudah hafal dan ada yang masih tidak mau untuk menyanyi karena belum hafal. 
      • Rencana Pelaksanaan Siklus 2
    • RANCANGAN SATU SIKLUS

      Siklus       :      2

      Tema        :      Alat Komunikasi

      Kelompok :     A1

      Tanggal    :      12 s.d 14 April 2021

      Tujuan perbaikan

      Tujuan dari perbaikan pengembangan ini adalah meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui meronce di Kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021.

      Identifikasi masalah       

      Kegiatan motorik halus menunjukkan hasil yang tidak sesuai harapan.

      Beberapa anak tidak dapat meronce dengan baik.

      Pada kegiatan motorik halus hampir semua anak tidak dapat memasukkan tali ke dalam manik-manik.

      Media yang diberikan monoton hanya mewarnai saja.

      Analisis masalah

      Dari empat masalah yang teridentifikasi, masalah yang akan dipecahkan adalah kurangnya kemampuan motorik halus karena merupakan masalah yang utama dan dapat menimbulkan masalah dikemudian  hari. Penyebab masalah tersebut adalah karena kemampuan motorik halus anak belum maksimal. Media yang digunakan juga kurang menarik bagi anak.

      Perumusan masalah 

      Apakah dengan meronce manik-manik dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak di Kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Tahun Ajaran 2020/2021.

      SKENARIO PERBAIKAN

      Rencana Kegiatan Harian 3

      Tujuan Perbaikan   : Meningkatkan kemampuan motorik halus di Kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Surakarta Tahun Pelajaran 2020-2021

      Siklus ke                : 2

      Hari/tanggal           : Rabu, 14 April 2021

      Hal yang diperbaiki/ditingkatkan  : Kemampuan motorik halus dalam meronce manik-manik

      Kegiatan Pengembangan I (Pembukaan)

      Judul kegiatan  menebalkan gambar brosur

      Pengelolaan kelas

      Penataan ruang : Ruangan yang digunakan adalah di dalam kelas.

      Pengorganisasian anak : anak duduk di karpet menghadap ke depan

      Langkah-langkah perbaikan :

      Guru menunjukkan gambar brosur

      Guru menjelaskan cara menebalkan gambar brosur tersebut

      Guru membagi anak menjadi beberapa kelompok

      Guru meminta anak untuk menebalkan gambar brosur tersebut

      1. Kegiatan Pengembangan II (Inti)
    • Judul kegiatan meronce manik-manik dengan lubang yang berukuran kecil.

      Pengelolaan Kelas

      Anak tetap didalam kelas dan duduk di karpet

      • Pengorganisasian anak : anak dan guru duduk bersama di karpet membentuk lingkaran
    • Saat dalam ragam main, anak duduk di kelompok yang dipilih

      Langkah-langkah perbaikan :

      • Guru menyiapkan bahan dan alat seperti manik-manik dan senar
      • Guru menjelaskan tentang cara meronce
      • Guru membagi anak dalam beberapa kelompok
      • Guru meminta anak untuk meronce sebanyak mungkin
      • Kegiatan Pengembangan III ( Penutup )
    • Judul Kegiatan menyanyi “alat komunikasi”

      Pengelolaan Kelas:

      Penataan ruang posisi memakai karpet.

      Pengorganisasian anak : posisi anak membentuk lingkaran duduk dikarpet.

      Langkah-langkah perbaikan: 

      Guru mengajari anak untuk menyanyi “alat komunikasi”.

      Guru meminta anak untuk menirukan nyanyian tersebut.

      Guru dan anak mengulang nyanyian itu bersama-sama

      Guru memberi pujian kepada anak yang dapat menyanyi

      Refleksi Kegiatan Pengembangan Siklus I hari ke-3

      • Kegiatan pembuka pada hari ketiga ialah menebalkan gambar brosur. Anak-anak terlihat semangat untuk menebalkan gambar brosur.
      • Pada kegiatan inti adalah meronce manik-manik dengan lubang yang berukuran kecil. Anak-anak sudah terbiasa untuk meronce. Anak-anak sebagian besar sudah dapat meronce dengan lubang yang kecil.
      • Kegiatan penutup yang direncanakan guru ialah mengulang menyayi lagi, guru berharap anak-anak sudah hafal dengan nyanyiannya karena sudah pernah diajarkan pada hari pertama. Anak- anak sudah hafal.
      • Prosedur Pelaksanaan PTK
      • Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diperlukan kerjasama antara peneliti dengan beberapa pihak yang terkait. Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah:
      • Guru Kelas (Peneliti)
    • Guru kelas bertindak sebagai peneiti yang meneliti masalah yang terjadi di kelas.

      • Teman sejawat
      • Teman Sejawat adalah orang yang membantu dalam menyusun RPPH dan jurnal kegiatan pengembangan perbaikan. Berikut ini adalah identitas teman sejawat :
      • Nama               : Zuli Wahyu Susilawati, S.Pd. I
      • Jabatan            : Guru Kelas/ Teman Sejawat
      • Unit Kerja        : TKIT Istiqomah Penumping Surakarta
      • Kepala Sekolah /Penilai
      • Adapun tugas Kepala sekolah / penilai disini adalah menilai RPPH yang dibuat peneiti dan pelaksanaannya serta memberikan saran atau masukan terhadap kinerja peneliti. Berikut identitasnya:
      • Nama               : Fitri Ismeini, S.Pd.
      • Jabatan            : Kepala Sekolah
      • Unit Kerja        : TKIT Istiqomah Penumping Surakarta
      • Rencana Pengamatan dan Pengumpulan Data
      • Dalam penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas. Tahapan pelaksanaan dalam penelitian yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi. Observasi atau pengamatan dilakukan peneliti dibantu oleh kolaborator, dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas, dan partisipasi anak yang ditunjukkan pada saat proses beljar mengajar. Observasi atau pengamatan ini dilaksanakan pada saat:
      • Sebelum ada tindakan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kemempuan motorik halus anak.
      • Pada saat proses pembelajaran setelah ada tindakan yang tujuannya untuk mengetahui perubahan-perubahan kemampuan motorik halus dari anak yang diharapkan sesuai dengan tujuan.
      • Pada saat akhir proses pembelajarandalam penelitian untuk mengetahui kemampuan akhir anak setelah beberapa kali proses tindakan pembelajaran.
    • Pada penelitian ini menggunakan instrumen pokok yaitu panduan observasi dan dokumentasi kegiatan untuk mengungkapkan tentang bentuk-bentuk upaya guru dan hambatan yang dihadapinya dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok bermain kelas A1 di TKIT Istiqomah Penumping Surakarta Tahun Pelajaran 2020/2021.

      • Rencana Refleksi
    • Refleksi dilakukan setelah data yang diperoleh melalui lembar observasi yang dianalisis, kemudian dilakukan perbaikan.

      Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dengan guru pendamping.

      Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul, dari segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan. Setelah itu mencari jalan keluar terhadap masalah yang mungkin timbul agar dapat dibuat rencana perbaikan untuk siklus selanjutnya. 

      HASIL DAN PEMBAHASAN

      • Hasil Perbaikan Tiap Siklus
      • Deskripsi Pra Siklus
    • Metode yang digunakan untuk mengetahui kondisi awal kemampuan anak yaitu menggunakan metode observasi. Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan April 2021 dengan komunikasi antara peneliti dengan guru pendamping Kelompok Bermain Istiqomah Penumping Surakarta (yang selanjutnya berperan sebagai kolabolator) tentang permasalahan pembelajaran yang muncul dan sangat perlu adanya peningkatan kearah yang lebih baik sesuai dengan kondisi normatifnya. Kegiatan awal penelitian adalah melakukan observasi terhadap proses pembelajaran khususnya terhadap pembelajaran yang mengembangkan kemampuan bahasa yang terkait dengan kemampuan motorik halus anak Kelompok Bermain Istiqomah Penumping Surakarta.

      Kemampuan motorik halus yang dimiliki anak menunjukkan pada kriteria mulai berkembang sebanyak 5 anak. Anak masih mengeluh dalam menggunakan jari-jemari untuk mengambil maupun memindahkan benda. kriteria belum berkembang sebanyak 14 anak yaitu masih kesulitan dalam mengunakan jari-jemari. Kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 1 anak yaitu anak sudah antusias dan sudah bisa menggunakan jari-jemari sendiri.

      • Deskripsi Perbaikan Siklus 1.
    •      Berdasarkan data yang diperoleh dan dikumpulkan selama siklus I, peneliti juga membandingkan dengan data kemampuan anak sebelum dilakukan tindakan penelitian. Hasil dari pengamatan dan perbandingan tersebut memperlihatkan adanya perubahan jumlah anak dalam menggunakan kemampuan motorik halus meningkat, namun peneliti ingin lebih mengoptimalkan peningkatan anak khususnya kemampuan motorik halus pada target yang diharapkan.

      Perkembangan motorik halus anak pada siklus 1 adalah pada hari pertama anak yang termasuk belum berkembang berjumlah 8 (40%) anak, pada hari kedua turun menjadi 5 (20%) anak, pada hari ketiga menurun lagi menjadi 4 (20%) anak.  Yang termasuk anak yang mulai berkembang berjumlah 6 (30%) anak pada hari pertama, kemudian pada hari ke dua naik menjadi 9 (45%) anak, dan pada hari ke tiga naik lagi menjadi 10 (50%) anak. Yang termasuk anak yang berkembang sesuai harapan adalah masih tetap sama pada hari pertama, kedua dan ketiga yaitu berjumlah 6 (30%) anak.

      Pada kondisi awal terdapat 14 (70%) anak yang belum berkembang dan mengalami penurunan menjadi 4 (20%) anak pada siklus 1, jumlah anak yang mulai berkembang mengalami peningkatan menjadi 10 (50%) anak yang semula hanya 5 (25%) anak, jumlah anak yang berkembang sesuai harapan juga meningkat menjadi 6 (30%) anak.

      • Deskripsi Perbaikan siklus 2
      • Kegiatan observasi yang diamati adalah kegiatan pembelajaran anak pada saat kegiatan meronce dengan menggunakan acuan lembar observasi yang sudah dibuat. Indikator yang diamati yaitu tentang kegiatan meronce menggunakan manik-manik yang berukuran besar, sedang, kecil. Selanjutnya, diukur keberhasilan anak dalam kemampuan motorik halus dengan menggunakan indikator mengambil benda dengan jari, memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain dan memasukan dan mengeluarkan benda dari wadah. Hasil dari observasi siklus 2 yang diperoleh dari pengamatan pelaksanaan proses pembelajaran ditampilkan dalam tabel dibawah ini. Pada tabel tersebut hasil observasi siklus 2 menunjukkan kemampuan motorik halus anak mengalami peningkatan yang sangat baik.
    • Dapat disimpulkan bahwa hasil data yang diperoleh dari siklus 2 yaitu pada hari pertama anak yang belum berkembang  ada 1 (5%) anak dan mengalami penurunan pada hari ke dua dan ketiga yaitu sudah tidak ada lagi anak yang belum berkembang . Anak yang mulai berkembang pada hari pertama berjumlah 9 (45%) anak dan menglami penurunan di hari kedua yaitu ada 8 (45%) anak dan menurun lagi di hari ke tiga berjumlah 3 (15%) anak. Anak yang berkembang sesuai harapan pada hari pertama berjumlah 10 (50%) anak kemudian mengalami peningkatan menjadi 12 (60%) anak serta   di hari ke tiga naik lagi menjadi 17 (85%) anak. Hal ini dapat dibuktikan dari tabel diatas bahwa anak yang belum berkembang dari pra siklus ada 14 (70%) anak kemudian mengalami penurunan di siklus 1 ada 4 (20%) anak dan siklus 2 sudah mulai berkembang semua. Untuk anak yang mulai berkembang di siklus 1 ada 10 (50%) anak mengalami peningkatan dari pra siklus 5 (25%) dan yang siklus 2 hanya ada 3 (15%) anak. Kemudian untuk anak yang berkembang sesuai harapan mengalami banyak peningkatan dari pra siklus hanya 1 (5%) anak kemudian naik lagi menjadi 6 (30%) anak di siklus 1, dan meningkat lagi di siklus 2 ada 17 (85%) anak.

      • Pembahasan Tiap Siklus
      • Penelitian  yang  dilakukan  ini  adalah  penelitian  tindakan  kelas  yang dilakukan dalam dua kali siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, skenario dan refleksi. Setiap siklus terdiri dari 3 RPPH.
      • Berdasarkan hasil data yang diperoleh dalam kemampuan motorik halus dapat diketahui bahwa kegiatan meronce dapat meningkatkan kemampuan motorik halus. Adapun peningkatan tersebut adalah:
      • Tingkat pencapaian anak dalam kemampuan motorik halus pada kategori belum berkembang dari pra siklus mengalami penurunan prosntase pada siklus 1 yaitu 50% dan pada siklus 2 mengalami penurunan menjadi 0%. Yang artinya sudah tidak ada anak yang belum berkembang dalam kemampuan motorik halus pada siklus 2.
      • Tingkat pencapaian anak dalam kemampuan motorik halus pada kategori mulai berkembang dari pra siklus mengalami kenaikan prosentase pada siklus 1 sebanyak yaitu 25% dan pada siklus 2 mengalami penurunan dengan prosentase 15%. Yang artinya pada siklus pertama anak yang mulai berkembang bertambah banyak dan mengalami penurunan menjadi lebih sedikit anak yang mulai berkembang di siklus 2, dikarenakan anak sudah mulai dapat meronce dan berkembang sesuai harapan.
      • Tingkat pencapaian anak dalam kemampuan motorik halus pada kategori berkembang sesuai harapan dari pra siklus mengalami peningkatan prosentase yaitu 30% serta pada siklus kedua juga mengalami peningkatan yaitu 85%. Yang artinya dari pra siklus sampai siklus kedua anak sudah banyak yang dapat mengembangkan motorik halusnya melalui meronce.
      • Dengan demikian kemampuan motorik halus anak di Kelompok Bermain Istiqomah Penumping Surakarta mengalami peningkatan yang berturut- turut pada setiap siklusnya. Pada siklus yang pertama hasil yang dicapai masih belum mencapai target yaitu lebih dari 65%. Pada siklus kedua hasil yang dicapai sudah melampaui target dari siklus pertama yaitu anak yang berkembang sesuai harapan berjumlah 85%.
      • Refleksi
      • Refleksi yang dilakukan pada tahap ini adalah evaluasi terhadap hasil pelaksanaan perbaikan siklus kedua yang selanjutnya bisa digunakan sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan perbaikan.
      • Hasil pelaksanaan perbaikan pada siklus kedua ini menunjukkan bahwa hsil yang diperoleh cukup optimal karena penerapan kegiatan meronce dengan manik-manik dan disertai penguatan dari guru. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai pencapaian tingkat perkembangan anak yang mencapai prosentase 85% untuk kategori berkembang sesuai harapan yang artinya mengerjakan sendiri tanpa dibantu guru. Sedangkan target indikator keberhasilan yang ingin dicapai adalah di atas angka 75% dengan kategori berkembang sesuai harapan.







    • KESIMPULAN DAN SARAN

      Kesimpulan

      Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan meronce dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak Kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Surakarta. Kemampuan motorik halus yang ditingkatkan meliputi meronce menggunakan manik-manik berukuran besar, sedang, kecil. Selain itu kemampuan motorik halus dapat ditingkatkan dengan melaksanakan kegiatan yang menggunakan jari-jemari seperti mengambil benda dengan jari, memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain, memasukkan dan mengeluarkan benda dari wadah yaitu kegiatan mengambil manik- manik. Berdasarkan hasil data yang diperoleh bahwa kemampuan motorik halus anak dalam setiap siklus mengalami perkembangan. Hal ini dapat diketahui dari hasil penilaian dimana rata-rata kemampuan motorik halus anak pada pra siklus menunjukan dari 5% menjadi 30% pada siklus pertama dan terjadi peningkatan menjadi 85% dari jumlah 20 anak pada siklus kedua.

      Hal tersebut menunjukkan, bahwa tindakan yang dilakukan melalui kegiatan meronce mampu meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok A TKIT Istiqomah Penumping Surakarta pada tahun pelajaran 2020/2021.

      Saran

      Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka peneliti mempunyai beberapa saran diantaranya adalah:

                           Bagi guru kegiatan meronce hendaknya sering diberikan pada anak ditempat tersebut untuk mengembangkan kemampuan motorik halus karena dapat dijadikan bekal anak sebelum memasuki jenjang selanjutnyasehingga anak mampu melakukan kegiatan sendiri ketika motorik halus anak sering terlatih.

             Bagi orang tua perlunya pemahaman terhadap setiap perkembangan anak supaya anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan perlu adanya dukungan untuk setiap kegiatan motorik halus yang dilakukan oleh anak yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.

      Untuk Sekolah hasil penelitian ini hendaknya untuk mengoreksi kelebihan dan kekurangan para guru yang mengajar di sekolah tersebut. Serta sekolah juga dapat memfasilitasi berbagai media untuk guru agar dapat lebih berkembang dalam meningkatkan kompetensi mengajarnya.

       

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun