Mohon tunggu...
Mazmur Prasetya Aji
Mazmur Prasetya Aji Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Tuan rumah dari Podcast Happietalkie

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Lubang Sara

9 Desember 2021   21:55 Diperbarui: 9 Desember 2021   22:03 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Yang mendorongku rebah ke lantai marmer yang dingin. Yang berusaha meraih bibirku dengan bibirnya yang terbuka dengan lidah terjulur. Yang penuh nafsu merabai dadaku yang bahkan belum tumbuh benar.

"Bapa..." aku merintih. "Demi Bunda Mar..."

Belum selesai aku berseru, sebuah tamparan yang keras mendarat di pelipisku. Setelah itu berangsur kesadaranku melemah. Sempat aku rasakan seseorang menindihku sedang menghunus kejantanannya di atas tubuhku. Sebelum akhirnya kegelapan benar-benar merampas kesadaranku.

***

Aku benci laki-laki itu.

Laki-laki yang sekarang yang sedang tepat di hadapanku, terpisah lima baris kursi jati panjang, berdiri di mimbar dan dari mulutnya yang nyaris berbusa mengatakan, "Kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri."

Mataku menyala menatap ke arahnya.

 Apakah kau mengasihiku juga saat kau melakukan perbuatan bejatmu itu?

 Apakah kau mengasihi aku juga yang dengan kasar merabai dadaku yang saat itu bahkan belum tumbuh benar itu?

 Apakah kau mengasihiku juga yang demi syahwatmu menghancurkan masa depanku delapan tahun lalu?

Aku sudah tidak tahan lagi! Aku bangkit dari duduk dan berteriak lantang tepat di tengah kotbah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun