Bibirnya bergetaran menahan sesakan emosi.
"dia .. dia .. hilang kesadaran hingga ke Semarang, Pak. Ya Tuhaann .."
Punggung perempuan itu bergucangan. Ditahannya isakan tangis. Jemarinya yang lentik menudung wajahnya yang memerah.
Aku membeku. Mulutku terkunci. Tak terbayang selama ini aku telah mempermainkan hidup dan mati.
"saya naik kereta ini .. setidaknya .. berharap bisa ketemu penjahat itu, Pak. Bajingan itu,"
Setan !! umpatku. Dadaku bergetaran karena gentar
"setidaknya .. saya ingin ketemu bajingan itu, dan -"
"apa yang akan kamu lakukan seandainya bertemu dia ?" kuberanikan memotong kalimatnya.
Ah, goblok !! kenapa pertanyaan ini yang keluar dari bibirku ! Aku menelan ludah.
"entahlah. Mungkin saya sumpahi agar mati terhimpit gerbong,"
"terhimpit gerbong ??!!", mataku terbelalak mendengarnya.