TUT ! TUUUUTTTTTTTT !!!!
JESSSZZZH !! JESSSZZ !! JESSS !! JES !!! JES !!!
Sial ! kereta sepi ! Mungkin karena arus balik, umpatku dalam hati
Dari ujung bordes, kulangkahkan kakiku memasuki gerbong. Menyibak-menyibak pemuda kampungan yang memilih nongkrong di tangga pintu daripada mencari tempat duduknya.
"permisi-permisi !" teriakku
Dasar bodoh !!, umpatku dalam hati
"bukankah bangku masih longgar ?" tanyaku keheranan
Huhh, beruntunglah aku. Dadaku lega. Akhirnya roda-roda besi melaju perlahan, beradu meneriakkan suara statis tak berpola kala meniti sepasang rel yang memanjang tak berujung.
JELETAK-JELETAK ! JELETAK-JELETAK ! TUT ! TUUUUTTTTTTTT !!!!
JELETAK-JELETAK ! JELETAK-JELETAK !
Seluruh jendela gerbong terbuka menelusup angin, meliuk-liuk, menggerai rambut dan menjamahi muka-muka kampungan yang tertawa-tawa sehabis singgah di ibukota Jakarta.