"ke Cirebonnya nengok orang tua ?"
"Iya, Pak" sambil menjawab dialihkannya tatap mata ke luar jendela. Ia menerawang
"biasanya kalau gadis muda bersedih dalam perjalanan, pasti ada yang tak beres, akar masalahnya pasti pelik, tapi kebanyakan urusan cinta," kucoba lebih jauh mengakrabkan diri. Celetukku membuatnya mengalihkan tatapannya padaku.
"betul itu ?" tanyaku memastikan. Dan,
Aha ! ia pun mengangguk,
"Kenapa ? bertengkar dengan pacar ?"
"kalau masalah itu nggak usah dipikir, sebentar lagi dia pasti melata-lata memohon ampun. Orang cantik selalu di atas angin, hehehe" sambungku sambil tertawa kecil. Namun,
Ah, tatap matanya kian tajam memanahku. Aku sedikit bingung.
"apa mungkin Mbak mau menikah ? dan .. sedikit gamang barangkali," tanyaku sambil menyongsong tatap matanya. Aku berusaha lebih lembut. Dan,
Ah, lagi-lagi ia menggeleng. Pertanyaanku ditepisnya.
"saya memang mau menikah, Pak. Tapi .. tapi .."