Mohon tunggu...
Emil WE
Emil WE Mohon Tunggu... road and bridge engineer -

Seorang penikmat sastra, anggota forum diskusi sastra “Bengkel Imajinasi”, anggota Adventurers and Mountain Climbers (AMC 1969) Malang, kini tinggal di kampung kecil di Jawa Timur sehabis menekuni profesinya sebagai urban di Jakarta. Gemar menulis di alam bebas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerpen: Perempuan di Atas Kereta

28 Desember 2010   22:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:17 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"ke Cirebonnya nengok orang tua ?"

"Iya, Pak" sambil menjawab dialihkannya tatap mata ke luar jendela. Ia menerawang

"biasanya kalau gadis muda bersedih dalam perjalanan, pasti ada yang tak beres, akar masalahnya pasti pelik, tapi kebanyakan urusan cinta," kucoba lebih jauh mengakrabkan diri. Celetukku membuatnya mengalihkan tatapannya padaku.

"betul itu ?" tanyaku memastikan. Dan,

Aha ! ia pun mengangguk,

"Kenapa ? bertengkar dengan pacar ?"

"kalau masalah itu nggak usah dipikir, sebentar lagi dia pasti melata-lata memohon ampun. Orang cantik selalu di atas angin, hehehe" sambungku sambil tertawa kecil. Namun,

Ah, tatap matanya kian tajam memanahku. Aku sedikit bingung.

"apa mungkin Mbak mau menikah ? dan .. sedikit gamang barangkali," tanyaku sambil menyongsong tatap matanya. Aku berusaha lebih lembut. Dan,

Ah, lagi-lagi ia menggeleng. Pertanyaanku ditepisnya.

"saya memang mau menikah, Pak. Tapi .. tapi .."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun