Mohon tunggu...
Elvira GestiyanaRahayu
Elvira GestiyanaRahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya angkatan 2022

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Peran Media dan New Media dalam Meningkatkan Elektabilitas Paslon 1 pada Pilkada Kota Bekasi 2024

16 Januari 2025   22:50 Diperbarui: 16 Januari 2025   22:44 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Elektabilitas sebagai pemimpin memiliki peran yang sangat penting. Ini merupakan indikator sejauh mana seseorang memiliki peluang untuk dipilih menjadi pemimpin dalam suatu komunitas atau wilayah tertentu. Elektabilitas yang tinggi akan sangat berpengaruh pada keberhasilan seorang pemimpin dalam menjalankan pemerintahan. Namun, perlu ditekankan bahwa elektabilitas yang ideal adalah elektabilitas yang didukung oleh bukti nyata dan kepercayaan masyarakat. Pemimpin dengan integritas tinggi, yang mendapatkan kepercayaan masyarakat bukan secara instan, akan lebih mudah menjalankan tugasnya. Ketika rakyat sudah mengenal dan percaya, mereka akan dengan sukarela mendukung pemimpin tersebut. Hal ini akan mempermudah pelaksanaan berbagai program karena adanya dukungan penuh dari masyarakat.

Kampanye pemilihan umum idealnya memang menjadi sarana bagi partai politik untuk menyampaikan pesan-pesan politik kepada masyarakat. Salah satu fungsi utamanya adalah memberikan pendidikan politik agar masyarakat dapat lebih memahami isu-isu yang diangkat oleh para kandidat atau partai. Melalui kampanye, partai politik mencoba meyakinkan para pemilih dengan menyajikan agenda-agenda yang mereka yakini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.

Oleh karena itu, partai politik selalu berupaya menemukan strategi paling efektif untuk menarik dukungan dari masyarakat sebanyak-banyaknya. Dalam konteks ini, media massa berperan penting sebagai saluran komunikasi yang memiliki tingkat efektivitas tinggi. Media massa dapat menyebarkan pesan secara cepat dan luas, sehingga partai-partai dapat menjangkau berbagai kalangan pemilih dengan lebih efisien.

Dalam perkembangan kampanye politik, cara-cara konvensional mulai banyak ditinggalkan. Partai-partai politik kini lebih fokus memanfaatkan peluang yang ditawarkan media massa. Penyampaian pesan-pesan politik oleh para elite politik menjadi semakin dinamis dan bervariasi, seiring dengan perubahan cara komunikasi yang lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.

Media, baik cetak maupun elektronik, telah menjadi alat komunikasi strategis bagi partai politik untuk merekrut dukungan massa. Media massa dianggap sebagai alat demokratisasi yang sangat efektif karena mampu menyebarkan informasi dengan cepat dan luas. Selain itu, media berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan berbagai kepentingan politik, baik secara vertikal (antara rakyat dan penguasa) maupun horizontal (antara kelompok-kelompok masyarakat).

Dengan berperan sebagai bagian integral dari kehidupan politik, media massa memungkinkan dialog antara rakyat dan penguasa, sehingga memperkuat proses demokrasi. Di era digital ini, efektivitas media dalam memfasilitasi komunikasi politik semakin meningkat, menjadikannya sarana penting dalam kampanye politik modern.

Kampanye merupakan salah satu tahapan penting dalam proses penyelenggaraan Pemilu, di mana terjadi interaksi langsung antara kontestan politik dengan pemilih. Pada tahap ini, kontestan berupaya keras mempengaruhi pemilih melalui berbagai pendekatan, baik yang bersifat substantif maupun yang lebih instan dan pragmatis.

Pendekatan substantif dilakukan dengan menawarkan program-program kerja, rencana kebijakan, serta mengangkat isu-isu strategis yang diharapkan dapat menjawab permasalahan masyarakat. Kontestan yang menggunakan pendekatan ini berusaha meyakinkan pemilih dengan gagasan dan visi misi yang mereka tawarkan.

Namun, di sisi lain, terdapat pula pendekatan yang tidak elegan, di mana beberapa kontestan memilih cara-cara instan untuk memenangkan suara. Mereka menggunakan pendekatan uang sebagai alat untuk mempengaruhi pilihan pemilih. Praktik politik uang ini seringkali diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti pemberian uang tunai, sembako, atau hadiah lainnya sebagai kompensasi atas suara yang diharapkan mereka dapatkan pada saat hari pencoblosan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa masih ada tantangan besar dalam membangun kualitas demokrasi yang sehat, di mana persaingan politik seharusnya lebih mengedepankan substansi program dan visi daripada sekadar menggunakan kekuatan materi untuk mendapatkan dukungan.

Kontestasi politik yang bergeser ke arah pragmatisme membuat uang menjadi salah satu faktor utama untuk menarik suara pemilih. Kandidat yang memiliki modal finansial besar otomatis memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan dukungan masyarakat. Dalam situasi seperti ini, persaingan tidak lagi hanya mengandalkan ide, visi, dan program kerja, tetapi lebih pada kemampuan untuk membiayai kampanye secara masif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun