Bagaimana mungkin kau hanya mengatakan jika kau mencintai sesorang tanpa menyebut nama.
Apa gunanya buku harianmu itu.
Teramat panjang cerita yang kau tulis disana, namun tak pernah kau tulis nama siapapun disana.
Jangankan pada orang lain, pada benda matipun kau enggan mengungkapkan. Kau selalu menyimpan rahasia.
Â
Gadis itu memaksa tubuhnya berdiri dan mulai berlari secepat yang ia bisa.
Jika ingin terus merahasiakannya, lalu mengapa kau tulis namaku diakhir cerita di buku harianmu.
Satu kata yang kau tulis dalam ceritamu membuatku seolah kata-kata "Langit seperti akan runtuh" nyata bagiku.
Â
Gadis itu terus berlari sambil menangis tersedu-sedu, seolah sesak dihatinya yang menggunung telah membeku dan cair menjadi air bah yang tak terkendalikan. Air matanya yang tertumpah sudah tak terhitung, kelopak matanya mulai membengkak, dan malangnya jarak pandangannya mulai berkurang hingga akhirnya ia tersungkur terjatuh menghantam ashpal jalan.
Sial.