Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Penjara Kasih Ibu

28 Maret 2017   08:05 Diperbarui: 28 Maret 2017   17:00 1543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dadaku berdesir. Punggung tangan lelaki itu terasa hangat. Membuat wajahku seketika memerah.

Buru-buru kutarik kembali jemariku.

“Boleh aku istirahat di kamar?” aku berdiri. Menatap Ibu sejenak. Ibu mengangguk. Lelaki di samping Ibu juga ikut mengangguk.

Di dalam kamar kuhempas tubuhku. Kupeluk bantal erat-erat.

Ya, Tuhan...ada apa dengan perasaanku?

***

Di depan cermin aku mengumpat diriku sendiri. Sungguh memalukan! Di hadapan ayah baru, mengapa aku begitu salah tingkah?

Seperti yang baru saja terjadi. Ketika Ibu memintaku untuk menyuguhkan kopi, tanganku gemetar. Dan cangkir kopi terguling di atas meja. Isinya tumpah ke mana-mana. Hanya gegara senyum pria itu!

Untunglah Ibu tidak mencurigaiku.

“Ayu, kamu lelah, ya? Istirahatlah,” Ibu mengelus lembut pundakku. Terpaksa aku mengangguk. Sementara, lelaki gagah itu terlihat asyik membaca koran. Tapi aku tahu, ia mendengarkan percakapan kami.

“Bu, Ayu pamit mengerjakan tugas sekolah, ya....Besok dikumpulkan,” aku berusaha mencari alasan. Tanpa menunggu jawaban aku bergegas menuju kamarku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun