***
Malam itu sepulang dari rumah pelangganku, aku mampir ke warung Cak Man. Memesan dua bungkus bakso untuk kubawa pulang.
Sesampai di rumah, Erni menyambutku dengan wajah murung.
"Ada apa?" tanyaku mengernyit dahi.
"Ros, telingaku panas. Penghuni kos ini mulai berbisik-bisik miring mengenai dirimu.'
"Oh, itu. Biarkan saja."
"Bagaimana mungkin aku membiarkan omongan mereka yang busuk dan bau, Ros!" suara Erni mulai meninggi.
"Memang apa yang dikatakan mereka?" tanyaku sembari meletakkan bungkusan bakso di atas meja.
"Mereka bilang kamu itu lonte...."
"Cuma itu? Tak usah diambil hati. Yuk, kita makan. Bakso Cak Man ini terkenal enak, lho...." Aku mengambil dua buah mangkuk dan sendok. Kulihat Erni hanya diam menatapku.
****