Malam itu aku tidur nyenyak sekali.
Hingga dering ponsel gaduh mengagetkanku.
"Astagfirullah, Er! Kenapa kamu tidak membangunkan aku? Aku kesiangan, nih...."
"Tidurmu pulas sekali, Ros. Mana tega aku membangunkanmu."
"Yah...tapi hari ini aku ada janji dengan satu pelanggan lagi," aku menyibakkan selimut dan terburu turun dari tempat tidur.
"Kamu perlu istirahat, Ros. Jangan memaksakan diri bekerja terus," Erni mengomeliku.
"Kita perlu duit banyak, Er. Waktunya bayar kamar kos, tagihan listrik dan air, juga beaya kuliahmu...."
Erni terdiam.
"Maafkan aku, Er. Aku tidak bermaksud...." Aku menyesali perkataanku.
"Ros, aku yang seharusnya minta maaf padamu. Selama ini aku selalu merepotkanmu. Semoga setelah lulus nanti aku segera dapat kerjaan, ya. Aku ingin mengembalikan semua uangmu...."
"Er, jangan berkata begitu. Aku ikhlas kok membantumu. Lagi pula, kita ini senasib. Kita tidak punya siapa-siapa di dunia ini...." Aku menghampiri Erni dan merangkulnya.