Lilik Fatimah Azzahra, No.04
Â
Ponselku berdering. Nugie. Ia memanggilku.
"Ran! Cepat temui aku di Rumah Sakit!" Lalu sambungan terputus. Firasatku mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. Bergegas aku mengeluarkan mobil dan meluncur ke Rumah Sakit di mana Rheinara tengah dirawat.
Setengah berlari aku melewati koridor. Di bangsal paling ujung kulihat Nugie berdiri dengan wajah pias.
"Rheinara, Ran. Ia mengamuk lagi. Kali ini ia menyerang Dokter Jalal," Nugie berkata putus asa. Aku melongokkan wajah ke dalam kamar. Beberapa perawat berseragam putih tengah sibuk menenangkan Rheinara.
"Aku tidak gila! Tolong lepaskan aku! Biarkan aku pergi dari sini! Dokter Jalal itu iblis! Dia itu Mr. J yang menyamar! Dia akan membunuhku!" teriakan Rheinara menggema ke seluruh ruangan. Aku menatap Nugie yang berdiri mematung. Wajahnya terlihat sedih dan tampak sangat tertekan.
"Apa yang harus aku lakukan, Ran? Kondisinya semakin parah. Ia menganggap semua orang adalah musuhnya...." Nugie menghela napas panjang.
"Siapa yang terakhir menjenguk kemari?" selidikku.
"Tidak ada, Ran. Kenapa?" Nugie menatapku.
"Tidak apa-apa. Pastikan Rheinara tidak menerima tamu selain dirimu, Gie," aku mendekat dan berdiri di sampingnya.