Mohon tunggu...
Elang Langit
Elang Langit Mohon Tunggu... -

nakal...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(Fiktor) Peluru Terahir

7 April 2012   07:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:56 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tolong jaga Tyas" ucap Herry pada Wepe sebelum terjun dari pesawat.

Dan Herry pun segera menyusul teman temannya yang lebih dulu terjun dari pesawat.

Manusia boleh berencana tapi Tuhan yang menetukan.

Jika ajal belum memanggil, walau ribuan peluru berdesing didekatnya tak akan mampu menembusnya.(halah...sok sastra )

Byurr...byurr...byurr...satu persatu mereka terjatuh di sebuah sungai. Mereka beruntung walaupun parasut tak bisa terkembang.

Elang, Andee, Herry dan Maskolis segera berenang ketepian.

****

Dendam mulai menyelimuti manakala tahu kalau sahabatnya telah menghianati.

Pasukan Kenthir of Brothers mulai terlunta lunta.

Ingin pulang ke kesatuan, tapi keadaan tidak memungkinkan. Mereka sudah dinyatakan tewas oleh kesatuan.

Uji wong Palembang " tentro ndak katek kompi"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun