Mohon tunggu...
eko pramono jati
eko pramono jati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NAMA: EKO PRAMONO JATI NIM: 46118210032 MATA KULIAH: PENDIDIKAN ANTI KORUPSI DAN ETIK UMB NAMA KAMPUS: UNIVERSITAS MERCUBUANA NAMA DOSEN PENGAMPU: APOLLO, PROF. DR, M.SI.AK.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi Pemikiran Jeremy Bentham dan Gidden Anthony

31 Mei 2023   09:35 Diperbarui: 31 Mei 2023   10:00 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar https://www.bbc.co.uk/programmes/w3ct1rmf

3. Pemecahan Masalah Etis yang Berdasarkan Hasil Konkret: Utilitarianisme memberikan pendekatan praktis dalam memecahkan masalah etis. Dalam mengevaluasi tindakan, utilitarianisme melibatkan pengamatan langsung terhadap konsekuensi yang dihasilkan. Ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih konkret dan mempertimbangkan implikasi nyata dari tindakan yang diambil.

4. Fleksibilitas dalam Menghadapi Situasi yang Berbeda: Utilitarianisme memberikan kerangka kerja yang fleksibel dalam menghadapi situasi yang berbeda. Pendekatan ini mempertimbangkan konteks spesifik dan mengizinkan penyesuaian keputusan etis berdasarkan perubahan kondisi atau informasi baru. Utilitarianisme dapat mengakomodasi kompleksitas situasi dan mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan.

F. apa kekurangan utilitarianisme?

Utilitarianisme, seperti halnya teori etika lainnya, memiliki beberapa kekurangan yang menjadi subjek kritik dan perdebatan. Berikut adalah beberapa kekurangan umum yang dikaitkan dengan utilitarianisme:

1. Pengabaian Terhadap Hak Asasi Individu: Kekurangan utama utilitarianisme adalah bahwa teori ini cenderung mengabaikan hak asasi individu. Pendekatan utilitarianisme dapat menghasilkan keputusan yang mengorbankan kepentingan individu atau kelompok minoritas jika hal tersebut menghasilkan kebahagiaan yang lebih besar bagi mayoritas. Ini menimbulkan masalah dalam mempertahankan prinsip keadilan dan menghormati hak asasi individu yang mungkin bertentangan dengan kepentingan mayoritas.

2. Kesulitan Mengukur Kebahagiaan Secara Objektif: Utilitarianisme bergantung pada konsep kebahagiaan atau utilitas, tetapi mengukur kebahagiaan secara objektif merupakan tantangan. Kebahagiaan dan kesejahteraan dapat bersifat subjektif, bervariasi antara individu, dan sulit diukur dengan metode yang obyektif dan konsisten. Dalam praktiknya, mengukur utilitas dapat menjadi rumit dan rentan terhadap perbedaan penilaian.

3. Masalah Distribusi Keadilan: Utilitarianisme sering kali tidak memberikan panduan yang jelas dalam mempertimbangkan distribusi keadilan yang adil. Dalam mengejar kebahagiaan keseluruhan, utilitarianisme dapat mengabaikan keadilan distributif dan menghasilkan ketimpangan yang tidak adil dalam masyarakat. Kritik juga dikemukakan bahwa utilitarianisme dapat mendukung tindakan atau kebijakan yang merugikan kelompok minoritas atau masyarakat yang rentan.

4. Tidak Memperhatikan Kualitas Tindakan: Utilitarianisme cenderung memfokuskan pada hasil atau konsekuensi tindakan, tetapi sering kali tidak mempertimbangkan kualitas intrinsik dari tindakan itu sendiri. Pendekatan ini dapat menyebabkan pembenaran tindakan yang etis yang pada dasarnya bisa dianggap sebagai pelanggaran terhadap prinsip-prinsip moral tertentu, asalkan hasilnya menghasilkan kebahagiaan yang maksimal.

5. Menyepelekan Nilai Intrinsik: Utilitarianisme dapat memiliki kecenderungan untuk menyepelekan atau mengabaikan nilai-nilai intrinsik, seperti kejujuran, keadilan, atau martabat manusia, jika hal tersebut tidak berkontribusi langsung pada kebahagiaan keseluruhan. Pendekatan utilitarianisme cenderung memprioritaskan hasil dan utilitas atas nilai-nilai ini.

G. apa pengaruh prinsip utilitas di bidang etika, politik, dan ekonomi?

Prinsip utilitas memiliki pengaruh yang signifikan dalam berbagai bidang, termasuk etika, politik, dan ekonomi. Berikut ini adalah beberapa contoh pengaruhnya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun