3. Kesejahteraan Secara Keseluruhan: Utilitarianisme memandang kesejahteraan secara keseluruhan atau kebahagiaan yang maksimal sebagai tujuan yang diinginkan. Ini berarti bahwa kepentingan dan kebahagiaan semua individu yang terlibat harus dipertimbangkan dengan adil dan seimbang. Utilitarianisme tidak memihak kepentingan individu tertentu, tetapi memandang kepentingan kolektif sebagai prioritas.
4. Konsekuensi Kuantitatif: Utilitarianisme cenderung memandang konsekuensi tindakan secara kuantitatif, dengan mempertimbangkan jumlah orang yang terlibat dan sejauh mana kebahagiaan atau utilitas mereka dipengaruhi oleh tindakan tersebut. Tujuannya adalah mencapai kebahagiaan yang maksimal bagi sebanyak mungkin orang.
5. Kritik dan Perbaikan: Utilitarianisme memungkinkan untuk kritik dan perbaikan terhadap tindakan atau kebijakan yang tidak menghasilkan kebahagiaan atau utilitas yang diharapkan. Jika suatu tindakan tidak memenuhi prinsip utilitas, maka dapat dipertimbangkan untuk mengubah atau menggantinya dengan tindakan yang menghasilkan hasil yang lebih baik.
O. bagaimana mencapai kebahagian utilitarianisme?
Dalam utilitarianisme, mencapai kebahagiaan atau utilitas yang maksimal adalah tujuan utama. Namun, metode yang tepat untuk mencapai kebahagiaan ini dapat bervariasi tergantung pada pandangan individual dan konteksnya. Di bawah ini ada beberapa faktor yang dapat membantu mencapai kebahagiaan dalam konteks utilitarianisme:
1. Maksimalkan Kepuasan: Fokus pada tindakan yang memberikan kepuasan dan kesejahteraan yang maksimal bagi sebanyak mungkin individu atau anggota masyarakat. Ini melibatkan mempertimbangkan berbagai kepentingan dan preferensi orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan.
2. Evaluasi Konsekuensi: Pertimbangkan secara cermat konsekuensi dari tindakan yang diambil. Pikirkan bagaimana tindakan tersebut akan mempengaruhi kehidupan dan kebahagiaan orang-orang yang terlibat. Perhitungkan baik dampak jangka pendek maupun jangka panjang dari tindakan tersebut.
3. Prinsip Kesetaraan: Perhatikan prinsip kesetaraan dalam pengambilan keputusan. Berusaha untuk memperlakukan semua individu secara adil dan setara, memberikan nilai yang sama pada kepentingan dan kebahagiaan setiap orang.
4. Kebebasan dan Keadilan: Pertimbangkan pentingnya kebebasan individu dan keadilan dalam mencapai kebahagiaan. Pastikan bahwa tindakan yang diambil tidak mengorbankan hak asasi individu atau menciptakan ketidakadilan yang tidak perlu.
5. Evaluasi Kualitatif dan Kuantitatif: Pertimbangkan baik faktor kualitatif maupun kuantitatif dalam mengevaluasi kebahagiaan. Sementara aspek kuantitatif, seperti jumlah orang yang terpengaruh, penting, juga penting untuk memperhatikan kualitas kebahagiaan yang dihasilkan.
6. Kritik dan Perbaikan: Teruslah mengkaji dan mengevaluasi keputusan yang diambil. Jika tindakan yang diambil tidak mencapai kebahagiaan atau utilitas yang diharapkan, evaluasilah dan cari alternatif yang lebih baik.