"Iya Mas. Â Teman-teman disini baik semuanya. Â Termasuk Aditya"
"Kamu naksir adikku? "
Rara menggeleng.Â
"Kasihan sekali Aditya, Â bahkan anak penjual jamu pun menolaknya"
Rara terdiam. Â Entah apakah lelaki itu hanya bercanda atau tidak. Â Tapi perkataannya itu menyinggung perasaan Rara.Â
Dan Rara tidak pernah tahu enam tahun kemudian dirinya harus berhadapan dengan lelaki bernama Pramana dan kelak dirinya bisa jadi jatuh hati pada lelaki yang sombong tersebut.Â
Ibu Aditya memegang pipi Rara, Â "Nggak usah didengarkan ya Rara. Pramana memang begitu, Â sangat berbeda dengan Aditya, sifat dan sikapnya"
Ibu Aditya memeluk Rara. Â Aliran kasih sayang mampu Rara rasakan di hatinya. Â Wanita itu berhati sangat lembut.Â
Dan sekali lagi Rara tidak pernah tahu kelembutan kasih tersebut akan meninggalkan bekas luka mendalam di hati Rara.Â
Ah...upik abu tidak usah berandai-andai menjadi Cinderella
(bersambung)Â