Mohon tunggu...
Eddy Roesdiono
Eddy Roesdiono Mohon Tunggu... Guru Bahasa Inggris, Penerjemah, Copywriter, Teacher Trainer -

'S.C'. S for sharing, C for connecting. They leave me with ampler room for more freedom for writing.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kaliandra (Novel Seru). Episode 7

13 Mei 2011   00:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:47 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kenapa dadamu?" tanay Rio.

"Aku didorong pakai palang pintu, pas dada," kata Candi.

"Astaga. Harus diperiksa. Jangan-jangan cedera serius," kata Rio.

mengisyaratkan agar mereka masuk ke ruang tengah rumah. Rio kemudian mencari Bu Parmi untuk mendapatkan air panas.

Candi masih mendekat dadanya ketiga duduk di kursi rotan di ruang tamu. Ia menaikkan kaosnya ke atas.

"Sorotkan sini lampu bateraimu," kata Candi pada Rio,

"Sorotkan kemana?" ulang Rio.

"Ke sini, dadaku!"

"Kau membiarkan aku melihat dadamu?" Rio tak segera menyorotkan lampu baterainya.

"Aku tak perduli. Aku cuma mau kau periksa, bukan pamer dada"

Rio menyorotkan lampu ke dada Candi. Ada guratan-guratan merah pada bagian dada atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun