"Aku diselemattkan oleh seekor semut hitam," kata Candi.
"Semut hitam?"
"Ya, seekor semut hitam merambat di hidungku. Aku terjaga. Saat itu aku mendengar suara jendela dicongkel. Aku terbangun, dan sadar ancaman itu tidak main-main. Aku menyingkir perlahan dari tempat tidur. Kuselimuti dua bantan dan sebuah guling. Lalu aku redupkan lampu," ujar Candi.
"Orang itu mengjahar gantal guling samaran itu denga belatinya?" tukas Rio.
"Ya, aku sendiri sembunyi berhimpit ke dekat lemari. Beruntung ia tak melihatku," Candi menerima segelas air putih dari Bu Parmi.
"Rupanya kau prioritas utama ancaman itu. Kau bisa kenali penyerangmu itu?" kata Rio.
"Tak jelas benar. Ia berkumis, kulitnya hitam dan mukanya jebah"
"Apa itu 'jebah'?"
"Mendekati bulat"
"Kau pernah lihat orang itu sebelumnya?" desak Rio.
Candi menggeleng dan meneguk habis air putih itu. Ia mendekap dadanya, meringis.