Kondisi ini, membuat Bangsa Indonesia sering kali disebut sebagai bangsa yang multikultur dengan karakteristik masyarakat yang heterogenitas dalam suatu wilayah administratif. Karakteristik masyarakat yang multikultur ini menjadi kekayaan Bangsa yang tidak ada taranya, namun karakteristik ini menjadi potensi perpecahan yang sangat kuat jika dikelola tanpa memperhatikan sisi kemajemukan dan keragaman masyarakat Indonesia.
Potensi ini sering muncul dipermukaan dipicu oleh gerakan – gerakan intoleransi, radikalisme bahkan gesekan – gesekan sosial yang berdampak pada isu – isu disintegrasi Bangsa. Hal itu dapat dilihat dalam beberapa tahun terkahir perkembangan kondisi sosial di Tanah Air.
Media massa di Tanah Air, mengabarkan pada minggu pagi, aksi teror Bom Bunuh kembali dilakukan oleh Suami Istri di Geraja Katedral pada minggu 28 Maret 2021. Tiga hari berselang, seorang Wanita muda berusia 25 Tahun menyerang Mabes Polri menggunakan senjata Api,”dikutip dari idntimes.com/news.
Belum lama ini pada 6 Juni 2021, Mabes Polri kembali mengagetkan sejagat Indoenesia dengan aksi Teror yang hendak direncanakan oleh Kelompok Teroris Merauke Papua. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan terduga teroris yang ditangkap di Merauke, Papua, terkait dengan kelompok pengajian Villa Mutiara Makassar, Sulawesi Selatan. Sebanyak 13 orang terduga teroris ditangkap di Merauke, mereka tergabung dalam kelompok Jemaah Ansharut Daulah (JAD) yang berbaiat ke ISIS. "
Iya, sekali lagi ada kontak di antara mereka itu, karena memang kasus di Merauke itu hasil pengembangan dari Makassar. Jadi Makassar, Balikpapan, dan Merauke itu saling ada keterkaitan," kata Rusdi di Mabes Polri, seperti diberitakan jpnn.com, terbitan 7 Juni 2021.