Setelah konsultasi itu, aku memutuskan untuk tidak mengungkapkan perasaanku. Tapi tidak lama Mega, yang sangat dikenal cantik di sekolah setelah Ari justru mengungkapkan perasaan kepadaku. Dia mengajakku berpacaran dan berakhir ku terima. Namun, kami tak bertahan lama. Hanya dua Minggu aku memilih mengakhirinya dengan alasan ingin fokus pada kuliah. Meskipun alasan sebenarnya karena merasa hubungan ini tidak benar. Aku sama sekali tidak memiliki perasaan padanya. Aku masih menyukai Diyan.Â
  Dunia itu cantik. Begitu pula kamu, entah apakah takdir kita akan cocok nantinya. Pada akhirnya aku tidak mengucapkan apapun di hari terakhir kita bertemu. Kata orang memang ini sikap pecundang yang tak kuat menerima penolakan. Tapi Bunda berkata jangan merusak orang yang kamu sayangi. Karena aku tak ingin menggenggamnya dalam ikatan yang tidak pasti. Aku pun takut jika aku akan membawanya dalam dosa dan merusak imannya. Lebih baik aku yang memantaskan diri memperbaiki imanku yang sangat semburat ini.Â
   Kelak, di lain waktu di masa depan. Aku berharap kita bertemu kembali dalam keadaan pantas di waktu yang pas. Aku akan meminangmu. Dan membuatmu bahagia dengan cara yang diridhai oleh-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H