"Biasa Wan, marahan lagi aku dengan istriku..." Ucap Hamzah dengan nada sedih dan napas yang besar.
"Walah namanya rumah tangga ya begini Zah, tengkar baikan tengkar lagi baikan lagi ..."Â
"Dia menuduhku selingkuh dan berjudi Wan!"
"Astaghfirullah ... Jangankan selingkuh kamu menatap perempuan lain lama-lama saja tidak bisa, bagaimana istrimu itu?"Â
"Yah kamu sudah dengar kemarin masalah gajiku yang dipotong kan? Belum lagi separuhnya ku buat ganti rugi mobil yang ku serempet tanpa sengaja."Â
"Marah gara-gara gajimu dipotong itu?" Ucapnya setengah marah.
"Bukan ... Belum sempat aku jelaskan dia sudah marah dan ... bahkan sudah bertanya kepada temanku apakah kami sudah gajian atau belum." Ucapnya sambil menghisap rokok ditengah-tengah ucapannya.
"Walah Zah..Zah. Yo jelas istrimu marah kamu juga belum kasih penjelasan kenapa nya."Â
"Aku bingung Wan harus bicara seperti apa, takutnya akan ada pertengkaran saat aku mengatakannya aku coba buat cari cara lain buat kasih uang biar menutup gajiku yang habis itu tapi dia sudah tersulut duluan"
"Serba salah juga kau!" Ucapnya sambil geleng-geleng kepala.
"Apa lebih baik aku cerai saja dengannya ya Wan?"