Mohon tunggu...
Dwi Eka Adhariani
Dwi Eka Adhariani Mohon Tunggu... Penulis - Universitas PTIQ

Pendidikan Anak Usia Dini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Karakteristik Keagamaan Anak Usia Dini: Antropomorfis

30 November 2024   11:29 Diperbarui: 30 November 2024   11:29 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

3. Anthropomorphis 

Sifat ini ditunjukkan anak dengan pemahaman anak terhadap konsep Tuhan tampak seperti menggambarkan aspek-aspek kemanusiaan. Anak memahami keadaan Tuhan sama dengan manusia, misalnya: pekerjaan Tuhan mencari dan menghukum orang yang berbuat jahat disaat orang itu berada dalam tempat yang gelap. Anak berpendapat Tuhan bertempat di surga yang terletak di langit dan tempat bagi orang yang baik. Bagi anak-anak Tuhan dapat melihat perbuatan manusia langsung kerumah-rumah mereka seperti layaknya orang mengintai.

4. Verbalis dan Ritualis 

Sifat ini ditunjukkan anak dengan kegemaran menghafal secara verbal kalimat-kalimat keagamaan, mengerjakan amaliah yang mereka laksanakan berdasarkan pengalaman menurut tuntutan yang diajarkan. Ciri keempat agama anak, berupa ucapan dan praktik. Dari kenyataan yang kita alami ternyata kehidupan agama pada anak-anak sebagian besar tumbuh mula-mula dalam bentuk verbal (ucapan). Mereka menghafal secara verbal kalimat-kalimat keagamaan dan selain itu amaliah yang mereka laksanakan berdasarkan pengalaman mereka.

5. Imitatif

Sifat ini ditunjukkan anak dengan cara anak suka meniru tindakan keagamaan yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungannya terutama orang tuanya. Berdoa dan sholat misalnya mereka laksanakan karena hasil melihat perbuatan di lingkungannya, baik berupa pembiasaan ataupun pengajaran yang intensif.

6. Rasa Takjub/Kagum

Ciri keenam agama anak adalah rasa heran. Rasa heran dan kagum merupakan tanda dan sifat keagamaan yang terakhir pada anak. Berbeda dengan rasa kagum yang ada pada orang dewasa, maka rasa kagum pada anak belum bersifat kritis dan kreatif. Mereka hanya kagum terhadap keindahan lahiriah saja. Hal ini merupakan langkah pertama dari pernyataan kebutuhan anak akan dorongan untuk mengenal (new experience). Rasa kagum mereka dapat disalurkan melalui cerita-cerita yang menimbulkan rasa takjub. Sifat ini ditunjukkan anak dengan perilaku anak mengagumi keindahan-keindahan lahiriah pada ciptaan Tuhan, namun rasa kagum ini belum kritis dan kreatif.

Robert W. Crapps menyatakan ciri-ciri pokok dan sifat agama pada anak dapat dibagi atas:

a. Egocentric Orientation 

 Orientasi egosentris masa kanak-kanak dilukiskan dalam penelitian Piaget tentang bahasa anak usia 3-7 tahun. Menurut Piaget bahasa anak tidak menyangkut orang lain, tetapi lebih merupakan monolog dan monolog kolektif. Anak-anak selalu berbicara untuk dirinya sendiri meskipun dia bersama orang lain. Misalnya ketika anak-anak berdoa kepada Tuhan dia hanya berdoa untuk dirinya dan keluarganya tidak untuk semua orang. 

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun