“ tunggu dulu Nanda. Gue belum selesai ngomong” Sam bicara dengan nada yang tinggi.
“trus gue harus ngedengerin ocehan lo yang gak penting itu. Penting apa lo buat gue. Dasar cowok brengsek”
“lo bilang gue apa? Gue brengsek?”
“Plakk!”
Suara apa itu tadi. Kok pipi gue panas. Kacamata gue kemana? Gue tadi ditampar Sam? Serius nih gue kena tampar?
“sorry, gue gak sengaja” Sam bicara sambil menatap lantai koridor sekolah.
“sudah la” lagi-lagi air tubuhku keluar melalui celah mata. Mengucur seperti keran air PAM dirumahku. Aku tak melangkahkan kaki ku ke dalam kelas, malah melangkah ke arah gerbang sekolah. Keluar dan pulang. Aku tak menghiraukan Cindy yang terus berteriak memanggil namaku. Aku tak peduli.
“Nanda” mama berteriak dari arah dapur. “kamu gak mau sekolah. Udah tiga hari kamu bolos. Surat ijin sakitmu Cuma sampe hari kemaren”
“aku masih sakit ma!!” aku berteriak balik kepada mama
“nanda!” teriak mama lagi
“apalagi sih Ma? Nanda kan udah bilang Nanda masih sakit, ma. Gak usah paksa Nanda buat sekolah”