“eitt, jangan berani ganggu ataupun ngerayu dia ya. Gue hajar lo!” Sam mengacungkan tinju ke arahnya sebelum ia pergi meninggalkan aku.
Oh God.. tempat ini serem banget. Orang-orang disini seperti mau memakanku. Seseorang tolong selamatkan gue!
“Nanda” thanks Claudia lagi-lagi elo menyelamatkan hidup gue.
“eh Claudia” aku segera mendekati Claudia yang sejak tadi sudah duduk di sofa sambil mencoret-coret sebuah kertas
“gak nyangka ya lo bisa jadian secepat ini dengan Sam, gue kira lo bakal nolak dia” Claudia mengawali pembicaraan setelah aku tepat duduk disisinya. Ada nada sinis saat dia bicara.
“lo gak tau. Gue tuh emang udah lama naksir sama Sam. Tepatnya saat kita kelas satu, waktu itu sekolah kita lagi ngadain pensi, gue liat kalian manggung. Sumpah itu keren banget. Trus setelah itu...”
“stop Nanda, gue gak mau denger cerita murahan lo itu. Gak penting” Claudia membisikan aku sebuah pengakuan yang sangat menyakitkan.
“apa? Lo ngomong apa barusan Clau? Gue... gue apa tadi”
“oke ya Nona Nanda yang terhormat. Buka telinga lo lebar-lebar” Claudia menyibakkan rambutku kebelakang telinga. Di ulangi nya lagi kata-kata yang terucap tadi
“nggak. Gue gak percaya. Lo pasti bohong”
Claudia hanya mengangkat bahunya sambil berkata terserah. Dan setelah itu rasanya hatiku seperti tercabik-cabik. Tubuhku rasanya kehabisan energi, lemas. Dan tak mampu menahan volume air yang semakin melimpah. Sungguh, mereka berkejaran keluar melalui celah mataku. Hilanglah sudah kebahagian yang kurasakan semalam dan hari ini. Secepat ini kah hilang nya cinta yang aku pelihara selama 2tahun ini?